Liturgi Meditasi Pembasuhan Kaki
PERSIAPAN
[(1) Posisi duduk untuk posisi pembasuhan kaki sudah diatur dari awal sehingga di tengah ibadah tidak ada lagi kekisruhan mengatur tempat duduk atau posisi.
(2) Disarankan untuk dari awal melantai tanpa kursi.
(3) Menyiapkan lilin-lilin di tengah ruangan di mana jemaat duduk bersama.
(4) Ketika memasuki sesi meditatif lampu dipadamkan, hanya dengan pencahayaan lilin.
(5) Liturgi ini tidak diberikan kepada jemaat. Liturgi hanya dipegang oleh pemimpin dan pemain keyboard.
(6) Lagu-lagu di-slide-kan sehingga nyanyian jemaat dipandu dengan tayangan slide lagu.
(7) Video “Duty” sebaiknya diunduh terlebih dahulu sehingga tampilan di layar slide adalah tampilan video, bukan tampilan website.
(8) Kekhusukkan bernar-benar harus dijaga. Oleh sebab itu, segala sesuatu harus diatur lebih awal sehingga saat ibadah dari awal hingga akhir tidak terganggu dengan hal-hal teknis dan laiinya.
(9) Jika ada pergerakan-pergerakan di tengah ibadah oleh pemandu, lakukan dengan tenang, misalnya, ketika menyalakan lilin di lantai dan pengaturan alat perjamuan kasih, lakukan dengan tidak menimbulkan gangguan.
(10) Seluruh alat perjamuan kasih: baskom dan handuk diatur dari awal dan sudah diletakkan di dalam ruangan ibadah.
(11) Sekali lagi, menjaga kekhusukkan ibadah sangat diwajibkan. Seluruh rangkaian Ibadah sudah harus berlangsung tertib tanpa ada lagi pergerakan-pergerakan lain kecuali ibadah semata.]
I. SAAT TEDUH
Tempo Largo (lambat). Setelah instrumen 1 bait, jemaat berdiri]
Jemaat
Suci suci suci! Kaum kudus tersungkurDi depan takhtaMu memb’ri mahkotanyaSegenap malaikat sujud menyembahMuTuhan, Yang Ada s’lama-lamanya
Pemimpin
Suci suci suci! Walau tersembunyi
Walau yang berdosa tak nampak wajahMu
Kau tetap Yang Suci tiada terimbangi
Kau Mahakuasa murni kasihMu
Jemaat
Suci suci suci! Tuhan Mahakuasa!Patut Kau dipuji seluruh karyaMu
Suci suci suci murah dan perkasa
Allah Tritunggal agung namaMu
III. TAHBISAN DAN SALAM
Pemimpin
Salam damai sejahtera bagimu pula.
[Jemaat duduk]
IV. DOSA MEMBELENGGU
[Saat pemimpin menyampaikan ini, instrumen NKB 10, volume kecil. Sayup-sayup]
Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya dengan “sungguh amat baik” (Kej 1:31). Tak ada noda, tak ada dosa. Yang ada hanyalah sukacita dan kedamaian.
Kepada manusia diperintahkan untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat yang ada di taman Eden (Kej 2:16-17a). Bila manusia melanggar perintah itu, manusia pasti mati (Kej 2:17b). Dan, manusia melanggar perintah itu (Kej 3). Manusia memilih menderita dan mati.
Penderitaan dan kematian adalah akibat dari dosa. Manusia terhukum. Kematian akan membawanya kepada penghukuman yang kekal; ke dalam lautan api.
[Menyanyikan NKB 10:1]
Dari kungkungan malam gelap, Yesus, Tuhan, kudatanglahMasuk ke dalam t’rangmu tetap, Yesus, kudatanglahDari sengsara sakit dan aib, masuk ke dalam kasih ajaibDan kurindukan dosaku raib, Yesus, kudatanglah
[Saat pemimpin menyampaikan ini, instrumen KJ 40, volume kecil. Sayup-sayup]
Namun, Allah itu kasih. Ia mengasihi ciptaan-Nya. Kebinasaan bukanlah tujuan-Nya. Ia sendiri turun tangan mengerjakan keselamatan bagi manusia. Di dalam Yesus Kristus, Allah hadir mengerjakan keselamatan itu.
“Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu sallib.” (Filipi 2:8)
Dengan penuh ketaatan, Yesus mengerjakan penebusan dosa manusia dengan merelakan diri-Nya menderita sengsara dan mati disalibkan di bukit Golgota.
[Menyanyikan KJ 40:1,3]
Ajaib benar anegerah pembaru hidupku!‘Kuhilang buta bercela olehNya kusembuhDi jurang yang penuh jerat terancam jiwakuAnug’rah kupegang erat dan aman pulangku
[Pengantar perenungan sayup-sayup diiringi oleh instrumen KJ 375 “Saya Mau Ikut Yesus”]
Kesengsaraan dan kematian Tuhan Yesus bukanlah perayaan semu. Bukan sekadar kita rayakan tanpa merenungkan arti salib itu bagi kita. Mengikut Yesus berarti mau memikul salib. Salib adalah sebuah tugas yang dipercayakan Tuhan untuk kita kerjakan dengan penuh tanggung jawab.
Ketika kita berkata kepada orang lain, “Taatlah!”, apakah kita sendiri taat? Kita berkata kepada orang lain, “Setia!”, apakah kita sendiri setia? Kita berkata kepada orang lain, “Berjalanlah di jalan yang benar!”, apakah kita sendiri berdiri di jalan yang benar? Kita berkata kepada orang lain, “Ampunilah!”, apakah kita sendiri sudah mengampuni?
Berbagai persoalan dan tantangan silih berganti seakan hendak melemahkan kita untuk mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan kepada kita. Kita sering merasa putus asa dan merasa tidak sanggup lagi. Kita bahkan kerap mengeluh dan mengeluh dan ingin berhenti saja untuk setia dan taat. Kita berkeras hati dengan kebenaran kita sendiri. Kita mengangkat tumit dari orang lain. Berat rasanya untuk merendahkan hati.
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 10:38; 16:24; Markus 8:34; Lukas 9:23).
[Duty = tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab]
Mari menyimak tayangan ini dengan seksama. Bukalah hati bagi Roh Kudus setulus-tulusnya agar masing-masing kita dapat mendengar suara-Nya. Semoga kita dapat mengerti apa yang Ia hendak sampaikan kepada kita masing-masing melalui tayangan ini.
(Volume suara video diatur baik agar lagu di dalam video terdengar jelas oleh semua yang hadir, tetapi juga tidak terlalu keras.)
Beberapa
pesan dari Ilustrasi “Duty”
Tayangang
ilustrasi “Duty” [baca: dyuti; artinya tugas] memiliki durasi singkat,
tetapi bersarat makna. Bahwa, salib Kristus bukanlah kerja Kristus semata-mata,
tetapi juga adalah kerja kita semua yang telah menerima keselamatan oleh
pengorbanan Yesus di kayu salib.
Orang-orang
yang sudah diselamatkan bukanlah orang-orang yang tidak lagi melakukan apa-apa.
Justru sebaliknya, pengorbanan Yesus Kristus pertama-tama haruslah kita jawab
dengan:
Hidup dalam pertobatan.Itulah tugas kita yang pertama, yakni menobatkan diri kita sendiri. Bagaimana kita hendak menuntun orang-orang yang belum percaya kepada Yesus bila kita sendiri tidak hidup di jalan Tuhan? Bagaimana kita menunjukkan jalan keselamatan kepada orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus bila kita sendiri berada di jalan yang sesat? Tanpa pertobatan, kita menjadi orang-orang yang tidak menghargai apa yang Tuhan sudah kerjakan bagi kita. Pertobatan adalah kerja kita yang pertama-tama, yakni untuk diri kita sendiri, dan selanjutnya mengarahkan dan menuntun orang lain untuk juga hidup di dalam Tuhan.
Bersaksi.Adalah kewajiban kita untuk mengabarkan kabar keselamatan di dalam Yesus Kristus. Dengan apa? Tidak semata dengan kata, tetapi terutama dengan perbuatan, yakni melalui kesaksian hidup kita. Lewat diri kita, lewat keluarga kita, lewat kerja, usaha, dan karya kita. Semua itu harus menunjukkan keteladanan bagi orang banyak. Dengan demikian, dunia dapat melihat dengan nyata, bahwa orang-orang percaya adalah orang-orang yang dapat dipercaya, pribadi-pribadi yang bertanggung jawab, bersungguh-sungguh, dan menjadi panutan orang banyak. Oleh sebab itu, pengikut-pengikut Yesus menunjukkan dan membuktikan kepada dunia, bahwa orang-orang Kristen itu berbeda dari orang-orang pada umumnya. Ada keteladan yang mendantangkan kemuliaan bagi nama Tuhan di dunia.
Jangan menyerah.Tidak ada kamus putus asa bagi orang percaya. “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Flp 4:13). Memikul salib bukanlah hal sepela. Terkadang kita lemah dan tak berdaya. Namun, iman dan pengharapan kepada Yesus Kristus akan membuat orang-orang percaya tidak akan pernah menyerah! Dan kepada siapa pun yang bertabah hati dan beriman teguh kepada-Nya tidak akan kecewa. Air mata penderitaan akan berganti air mata sukacita, sebab Ia akan menghapus segala air mata dari matanya (Why 7:17).
Kerjakanlah Kasih.“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.” (1 Kor 13:13). Salib adalah kerja kasih, maka tidak mungkin bila kita tidak hidup dalam kasih. Kasih adalah identitas orang percaya. Sehebat apa pun iman dan pengharapan, tetapi tanpa kasih, semua itu tidak berarti apa-apa. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati. Iman tanpa kasih tidak berguna apa-apa. Salib ada karena kasih, dikerjakan dengan kasih dengan segala penderitaan dan pengorbanan, bahkan sampai mati di kayu salib, maka adalah tidak mungkin kita berkata, bahwa kita beriman kepada Yesus tanpa melakukan kasih. Periksalah kasih kita masing-masing, sebab tanpa kasih, segala kehebatan dan kebenaran kita tidak ada artinya apa-apa di mata Tuha. Allah itu kasih. Salib itu kasih. Keselamatan itu karena kasih karunia semata. Oleh sebab itu, hidup kita pun adalah kasih. Semoga kasih itu tidak pudar atau sirna dari hidup kita. Amin.
Jemaat
Pada kaki salibmMu, Yesus kuberlindungAir hayat Golgota pancaran yang agungSalibMu, salibMu yang kumuliakanHingga dalam sorga k’lak ada perhentian[Ulang direfrein]SalibMu, salibMu yang kumuliakanHingga dalam sorga k’lak ada perhentian
VII. PEMBASUHAN KAKI
VIII. UCAPAN SYUKUR
IX. DOA SYUKUR
X. BERKAT
Kutak membawa apapun jugaSaat kudatang ke duniaKutinggal semua pada akhirnyaSaat kukembali ke surgaInilah yang kupunya hati s’bagai hambaYang mau taat dan setia padaMu, BapaKemana pun kubawa hati yang menyembahDalam Roh dan kebenaran sampai s’lamanya[Ulang direfrein]Pemimpin[Ucapan berkat]Jemaat[Dinyanyikan] Amin amin amin
[Ibadah selesai]
XII. SALAM PERDAMAIAN
Posting Komentar untuk "Liturgi Meditasi Pembasuhan Kaki "