Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Mazmur 44:7-8

HEP

Panahku dan Pedangku
Tidak Memberi Aku Kemenangan 

Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun tidak memberi aku kemenangan, tetapi Engkaulah yang memberi kami kemenangan terhadap para lawan kami. (Mazmur 44:7-8a)

Salah satu kekuatan bagi para pejuang di medan pertempuran adalah senjatanya. Senjatanya dijadikan salah satu faktor penting untuk meraih kemenangan.

Tidak demikian halnya dengan orang yang beriman kepada Allah, bahwa kemenangan terhadap lawan hanya mungkin terjadi karena perkenanan Allah semata. Oleh sebab itu, seorang yang takut akan Allah tidak bersandar pada senjatanya, tetapi kepada Allah, sebab jika Ia tidak berkenan memberikan kemenangan, maka senjata secanggih apa pun tidak akan ada artinya apa-apa.

Thomas Andrews Jr (1873-1912) adalah seorang pengusaha dan pembuat kapal Inggris. Andrews memiliki reputasi sebagai seorang jenius di bidang desain kapal. Andrews adalah salah satu arsitek kapal Titanic yang juga ikut bersama kapal buatannya itu saat kapal itu pertama kali melakukan pelayaran, 10 April 1912.

Andrews begitu yakin akan kemampuan otaknya dan pengalamannya dalam membuat kapal-kapal besar dengan kondisi yang optimal. Titanic menjadi salah satu kapal kebanggaannya, sebab bukan hanya terbesar dan prima, Titanic juga adalah salah satu kapal termewah pada saat itu.

Di atas kapal itu, Andrews berkata, "Kapal ini tidak akan dapat tenggelam, bahkan oleh Tuhan sekalipun." Andrews bersandar pada "senjatanya", yakni otak, pengalamannya, dan keberhasilan-keberhasilan yang sudah diraihnya.

Minggu, 14 April, pukul 23:40 Titanic menabrak gunung es di sisi kanan kapal. Dini hari pukul 2:20, 15 April, Titanic tenggelam. Andrews tewas bersama lebih dari 1500 lainnya. Tubuhnya tidak pernah ditemukan.

Kelebihan bisa menjadi "senjata" memuliakan diri pemiliknya, tetapi kelebihan juga bisa menjadi "senjata makan tuan".

Apa yang biasanya membuat manusia merasa aman karena punya "senjata"? Uang, kekayaan, pekerjaan, kedudukan, jabatan, berpendidikan tinggi, kecerdasan, pengalaman, termasuk HIDUP SEHAT.

Mengapa saya menambahkan "hidup sehat"? Karena, saya memerhatikan, bahwa manusia sekarang ini mulai terhasut untuk meyakini bahwa kalau ia hidup sehat, ia pasti umur panjang. Seolah-olah perpanjangan nafas hidup bisa diusahakan oleh manusia.

Hidup sehat tidak bisa memperpanjang hidup manusia. Hidup sehat adalah untuk menikmati hidup di dunia ini dengan lebih baik, tetapi itu pun tidak berarti "saya aman". Hidup mati manusia adalah keputusan Allah.

Allah tidak pernah dapat digantikan dengan kecerdasan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi sehebat apa pun itu. Manusia tetaplah manusia. Manusia jangan pernah mengira bisa menukar kuasa Tuhan dengan kecerdasannya dan kecanggihan yang dimilikinya.

Sekarang ini juga tidak sedikit orang menjadi Pegawai Negeri Sipil karena menaruh harap pada uang. Ia memercayakan hidupnya pada gajinya dan merasa tenang karena tahu ada pensiun sehingga yakin bahwa masa tuanya akan terjamin karena punya pensiun itu. Sementara, ia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi di hari esok hidupnya.

Banyak sekali orang merasa tenang karena memiliki uang. Banyak manusia telah menaruh posisi Allah di bawah uangnya. Uang dipandang lebih nyata dari Allah. Uang dipuji karena lebih jelas memberi solusi bagi kehidupan. Akhirnya, uang dimuliakan.

Uang itu seolah perkasa, tetapi uang tidak pernah dapat memastikan apa yang akan terjadi di hari esokmu, sebab ia bukan jaminan hidupmu. Jaminan hidupmu ada pada Allah Yang Mahakuasa, Penciptamu.

Pemazmur berkata: "Sebab bukan kepada panahku aku percaya, dan pedangku pun tidak memberi aku kemenangan." Ia punya panah. Ia punya pedang. Namun, ia tidak menaruh percaya pada senjatanya lalu merasa aman. Ia tahu kemenangan itu bukan karena senjatanya, tetapi karena Tuhanlah yang memberi kemenangan.

Mazmur 44:7 itu dijelaskan dan dipertegas dalam Yeremia 17:7 "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!". Ingatlah akan firman-Nya ini. 

Akan tetapi sebaliknya, "Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!" (Yeremia 17:5). AMIN.

©HEP

2 komentar untuk "Renungan Mazmur 44:7-8"

  1. Ananda Hennie ...! Ketemu lagi kita di sini ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aiih Bundakuuu.... iya Bunda. Maafin Hen baru lihat nih. Duh. Maaf ya Bunda. Love you.

      Hapus