Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hal Persembahan Tulis Nama atau NN


Tanya:
Apa maksud hatimu menulis namamu di Sampul Persembahanmu?

Jawab:
Untuk kepentingan data administrasi keuangan gereja.

Tanya:
Andaikan nama Anda tidak tertulis dalam laporan keuangan atau tidak terbaca dalam warta jemaat, apa tanggapan Anda?

Jawab:
Saya akan menemui pengelola keuangan guna mengkonfirmasikan hal itu.

Tanya:
Mengapa Anda harus mengkonfirmasikan hal itu?

Jawab:
Guna kepentingan pertanggungjawaban mereka, sebab mereka hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dalam pendataan atau pewartaan.

Tanya:
Bagaimana pikiran Anda terhadap pihak pengelola saat nama Anda tidak tercantum atau tidak terwarta, apakah Anda mencurigai ada penyalahgunaan kepercayaan di situ.

Jawab:
Wah, saya tidak ada pikiran ke situ. Saya mengoreksi, bukan mencurigai.

Tanya:
Bagaimana rasa hati Anda saat nama dan persembahan Anda tidak tercantum / terwarta? Apakah Anda marah?

Jawab:
Tidak ada yang harus sampai ke hati saya karena itu. Itu hanya sampai di pikiran saya untuk maksud koreksi. Lalu, apa dasarnya saya harus marah? Tujuan uang itu untuk Tuhan. Saya memberikan bukan untuk dilihat atau diketahui orang bahwa saya ada memberi atau bahwa jumlah pemberian saya besar. Saya memberi bukan untuk dipuji orang. Kalau pihak pengelola menyelewengkan kepercayaan Tuhan yang Ia berikan kepada mereka, mereka berurusan dengan Tuhan.

Tanya:
Sekali lagi saya bertanya, ketika nama dan persembahan Anda tidak tercantum atau tidak terwarta, apakah Anda kecewa karena jemaat lain jadi tidak tahu bahwa Anda juga memberi bahkan pemberian Anda jumlahnya besar?

Jawab:
Mengapa mereka harus tahu? Uang itu bukan untuk mereka. Itu untuk Tuhan. Cukup saya dan Tuhan yang tahu. Yang memberi tahu kepada mereka adalah pengelola uang itu guna pertanggungjawaban mereka kepada Tuhan atas kepercayaan untuk itu. Memang itulah bagian mereka, bagian saya hanya MEMBERI.

Dari bentuk tanya jawab di atas kiranya jelas, bahwa HAL PERSEMBAHAN ADALAH HAL SIKAP HATI. >>> "Apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. " (Mat 6:2).

Perhatikan kata-kata: "Seperti... orang munafik... supaya mereka dipuji orang". Ada investigasi motivasi memberi. Peringatan ini untuk orang munafik yang memberi SUPAYA DIPUJI ORANG.

Tugas mencanangkan adalah tugas pengelola sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban keuangan. Yang harus dijaga adalah hati pemberi. Bila saat dibacakan hati seperti terangkat tinggi, senang sekali dan bangga, maka kata Tuhan: "Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya." (Mat. 6:2). Apa upahnya? PUJIAN. Tidak ada upah dari Tuhan atas persembahan itu, karena kamu sudah terima tujuan dari pemberian persembahanmu itu, yakni DIPUJI ORANG.

Akan tetapi, jika hati murni memberi tanpa kemudian menjadi bangga karena itu, maka dicanangkan pun sesungguhnya tidak ada masalah karena itu tidak mengubah sikap hati menjadi merasa tersanjung atau dimuliakan karena persembahan itu.

Jadi, haruskah NN?

TIDAK, kalau motivasi memberi persembahan itu murni. Ayat-ayat serupa ini di dalam Alkitab tidak menyuruh orang menutup data dengan mencantumkan "NN" pada sampul persembahan. Yang ada adalah pribadi itu sendiri tidak mencanangkan persembahannya dan pribadi itu harus memurnikan hati dalam memberi.

Karena adalah tidak ada bedanya jika NN dengan terpaksa guna untuk supaya dianggap itulah yang BENAR, sementara hati masih menginginkan untuk sebaiknya diketahui orang. SAMA SAJA, karena UANG TIBA DI PENGELOLA, HATI KITA TIBA TUHAN. Seperti apa/bagaimana ["πῶς (pōs) - dlm persembahan janda yang miskin - Mrk 12:41] hati tiba di Tuhan, itulah yang menjadi perhatian TUHAN. Demikian.**

©HEP

Posting Komentar untuk "Hal Persembahan Tulis Nama atau NN"