Terlalu Lelah untuk Bertahan, Terlalu Cinta untuk Melepaskan
Salah satu keputusan tersulit adalah TERLALU LELAH untuk BERTAHAN, tetapi TERLALU CINTA untuk MELEPASKAN.
Pada kondisi ini sebagian orang akan memilih tetap bertahan meski harus melaluinya dengan air mata dan derita hati. Sendiri memikirkan hal ini akan membuat Anda tak berdaya. Teman tak selalu dapat mengerti rasamu, karena mereka tidak berdiam di hatimu.
Mau dengan logika apa pun orang bicara hanya hati yang paling dapat menjawab semuanya. Perasaan acap bisa lebih kuat mengalahkan logika. Dan, hal itu sama sekali tidak dibuat-buat. Bahkan pribadi yang mengalaminya umumnya secara logika menyadari apa yang sebaiknya ia lakukan, tetapi ia sendiri belum memiliki kemampuan hati untuk bersepakat dengan logikanya. I could but I can't.
Lalu, siapakah manusia yang bisa masuk ke dalam hati sesamanya manusia agar tahu persis seperti apa rasanya? Sayangnya, tidak ada. Hati adalah ruang rahasia yang hanya diketahui oleh pemiliknya dan penciptanya.
Oleh sebab itu, satu-satunya Pribadi yang persis tahu seperti apa rasanya selain diri sendiri adalah Sang Pencipta. Dan, terpujilah Tuhan Allah Bapa Pencipta telah berkenan hadir di dalam kita oleh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. >>> Oleh imanmu Kristus diam DI DALAM HATIMU dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. (Ef 3:17)
Hanya pribadi yang berdiam di hati manusia saja yang dapat mengerti dan memahami rasa hati manusia. Dan, satu-satunya Pribadi yang mengambil hati sebagai tempat-Nya berdiam oleh iman kepada-Nya, ialah Yesus Kristus Tuhan.
Dan, puji Tuhan lagi, Yesus Kristus pernah menjadi manusia yang hidup di dalam dunia yang kita huni ini. Ia tahu seperti apa rasanya menjadi manusia seutuhnya. Ia tahu bagaimana rasanya dikhianati. Ia tahu bagaimana rasanya dihina. Ia tahu bagaimana rasanya dihakimi oleh yang namanya manusia dan berbagai rasa lainnya sebagai manusia telah Ia kecap.
Bisa kita lihat kemanusiaan Yesus saat Ia berada di taman Getsemani untuk berdoa menjelang penyaliban-Nya. Ia berkata: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya." (Mat 26:38; Mrk 14:34) Bukankah manusia juga acap merasakan hal yang membuatnya seperti mau mati saja?
Oleh sebab itu penulis Ibrani berkata: "Oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai." (Ibr 2:18) Karena Ia pernah mengalami hidup sebagai manusia, maka Ia bukan hanya Roh yang berdiam di hati tanpa memahami rasa hati kita. Ia tahu. Ia mengerti. Ia memhami seperti apa rasanya. Dan, karena Ia telah menderita sebagai manusia tetapi menang atasnya, maka Ia tahu bagaimana menolong kita bangkit keluar dari kubur derita hati kita.
Lalu, apa yang harus kita lakukan? Tidak ada jalan selain pertama-tama bicara dengan Dia! Itu dulu yang dilakukan. Yang lain-lain itu adalah hal kedua dst, sebab terlalu lelah untuk bertahan tetapi terlalu cinta untuk melepaskan itu persoalannya di hati. Perasaan yang begitu kuat membuat logika seakan tidak berdaya.
Cobalah membicarakan rasa hatimu kepada Tuhan. Ia bukan tidak tahu. Ia hanya sedang menunggu maukah engkau mempercayakan rasa hatimu kepada-Nya. Ingat, Tuhan Yesus sendiri sudah katakan Ia Sahabat kita (Yoh 15:14). Hanya bila kita sudah melakukannya, yakni membangun hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus, barulah kita akan mengerti ARTI PERSAHABATAN DENGAN TUHAN YESUS. Sebab, persahabatan dengan TUHAN bukan sekadar kekudusan tetapi juga KEJUJURAN.
Tidak bicara pun, Ia tahu. Bersembunyi pun, Ia melihat. Lalu, mengapa engkau tidak bicara dengan-Nya? Takut? >>> "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yoh 4:18).
Ketidakberanian untuk berucap jujur kepada Tuhan apa adanya justru hanya membuat kita berjuang sendiri mengatasi kemelut hati kita dan kita hanya berputar-putar mencari kelegaan di dalam ruang yang tak berpintu. Namun, bilamana engkau telah berani bicara kepada Tuhan, Ia-lah yang akan menuntunmu kepada kelegaan dalam kebenaran-Nya.
Percayalah, Tuhan mengerti dan Ia tahu apa yang harus Ia lakukan bagimu, karena Ia, TUHAN YANG ADIL. >>> "Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya." (Why 2:23b). Tak ada satu pun kita yang akan bebas dari keadilan-Nya.
Jika engkau punya rasa sakit itu, apakah Ia tidak tahu? Ia tahu, bahkan Ia lebih tahu dari yang engkau tahu. Maka, percayakanlah semuanya kepada Dia. Itu akan melegakanmu pada waktu-Nya. Ketika Anda mulai membahas hal dengan Dia, maka Ia akan menyelesaikan pada waktu-Nya, bukan waktu kita.
Tetaplah kuat dan janganlah berhenti berharap akan yang baik. Jujurlah dan berserahlah kepada-Nya. Ia yang akan menuntunmu kepada kelegaan. Saya tidak bisa menyebutkan seperti apa, sebab Tuhan punya tak terhitung cara menolong dan melegakan hati dan hidup kita.
Setidaknya, Anda telah memulai langkah awal yang tepat sebelum bertindak atau melakukan segala petunjuk dunia tentang hal ini. Dan, satu hal yang harus Anda camkan: Tuhan Yesus sayang Anda lebih dari yang Anda tahu. Apa pun adanya diri Anda, Ia tetap mengasihimu. Percayalah!
Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, CURAHkanlah ISI HATImu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. (Mzm 62:9)
Posting Komentar untuk "Terlalu Lelah untuk Bertahan, Terlalu Cinta untuk Melepaskan"