Merendahkan Diri Versus Meninggikan Diri

Filipi 2 -- 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!
Yakobus 1 -- 1:9 Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, 1:10 dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. 1:11 Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Banyak orang memiliki pemahaman yang KELIRU DALAM
MENAFSIRKAN ARTI MERENDAHKAN DIRI.
Bagi kebanyakan orang termasuk penganut agama Kristen
umumnya memaknai “merendahkan diri” adalah berhubungan dengan karakter atau
perilaku seseorang. Orang yang mempunyai karakter merendahkan diri diartikan
sebagai orang yang rendah hati atau tidak sombong. Sebaliknya, bagi orang
yang meninggikan diri diartikan sebagai orang yang tinggi hati atau orang yang
sombong. Apakah betul demikian, Saudara?
Tentu saja tidaklah benar bila ada orang yang
mengatakan bahwa “merendahkan diri” sama
dengan “merendahkan hati”, begitu pula antara “meninggikan diri” dengan “meninggikan
hati”. Lalu, apa arti sebenarnya dari “MERENDAHKAN DIRI dan
MENINGGIKAN DIRI”?
Pada umumnya orang Kristen tidak terlalu ambil peduli
dengan arti merendahkan diri, karena mereka mengira kalau mereka berperilaku
ramah dan tidak sombong maka itu berarti bahwa mereka telah merendahkan diri.
Sungguh kekeliruan yang sangat besar anggapan seperti itu! Sebab, arti MERENDAHKAN
DIRI TIDAK BERKAITAN DENGAN KARAKTER atau PERILAKU SESEORANG! TIDAK ADA
KAITANNYA DENGAN SOMBONG atau TIDAK SOMBONGNYA SESEORANG!
Apakah arti merendahkan diri menurut ajaran Tuhan
Yesus Kristus? Firman Tuhan yang kita baca dari surat kiriman Rasul
Paulus yang ditujukan kepada jemaat Tuhan di Filipi dengan
jelas menguraikan apa arti MERENDAHKAN DIRI YANG DICONTOHKAN OLEH TUHAN
YESUS SENDIRI.
Mari kita perhatikan dengan cermat apa yang tertulis
pada Filipi 2:8. Di situ dikatakan: "dan dalam keadaan
sebagai manusia, ia telah merendahkan dirinya dan taat sampai mati di kayu
salib”. Di situ kita tidak melihat uraian mengenai perilaku sombong atau
tidak sombong. Yang dengan jelas disebutkan di situ adalah bagaimana
keadaan Yesus sebagai manusia, bahwa dalam keadaan atau rupa Allah Ia rela
merendahkan diri-Nya sampai mati di kayu salib. Suatu keadaan termiskin
atau terhina bagi orang Israel di zaman itu.
Dari pembacaan Firman Tuhan ini sangatlah jelas
PERBEDAAN antara MERENDAHKAN DIRI DENGAN MERENDAHKAN HATI. “Merendahkan diri”
dipakai untuk menjelaskan keadaan seseorang. Sedangkan kata “merendahkan hati”
dipakai dalam kaitannya dengan karakter atau perilaku seseorang. Keadaan adalah
bersifat nyata atau konkrit bisa dilihat, sedangkan karakter adalah
sesuatu yang abstrak. Karakter atau perilaku seseorang bisa pura-pura
(kamuflase/munafik). Itulah sebabnya Yesus sering mengecam pemimpin
agama/Farisi di zaman-Nya, yang kelihatan bagus dan ramah di luarnya
tetapi sesungguhnya adalah kepura-puraan atau kemunafikkan! Jadi, kalau begitu
apa arti merendahkan diri?
Merendahkan diri tidaklah sama dengan
perilaku rendah diri atau minder, sama sekali bukan itu maksudnya. Karena
perilaku rendah diri atau minder adalah berkaitan dengan karakter seseorang.
Tadi sudah dijelaskan, bahwa MERENDAHKAN DIRI TIDAK BERKAIT DENGAN KARAKTER
atau PERILAKU SESEORANG, MELAINKAN BERKAITAN DENGAN KEADAAN HIDUP atau STATUS
HIDUP SESEORANG.
Di dunia ini ada 2 macam status hidup, yaitu STATUS
TINGGI dan STATUS RENDAH, atau dalam bahasa sederhananya STATUS KAYA (status
tinggi) dan STATUS MISKIN (status rendah). Perpindahan tempat dari satu status
ke status lainnya itulah yang disebut dengan istilah merendahkan
diri atau meninggikan diri.
Umumnya manusia di dunia ini berjuang mati-matian
untuk pindah dari status rendah ke status tinggi atau ingin meninggikan diri,
ingin menaikkan harkat hidup atau harga dirinya. Maka, MERUPAKAN SUATU
KEGANJILAN BILA ADA ORANG DARI STATUS TINGGI atau KAYA justru berjuang ingin
PINDAH status: DARI KAYA MENJADI MISKIN!
Nah, keganjilan seperti inilah yang diajarkan oleh
Yesus. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan bila AJARAN YESUS ini DITOLAK oleh
dunia ini alias tidak laku atau TIDAK ASPIRATIF. Justru ajaran yang
dianggap tidak laku atau tidak aspiratif inilah merupakan suatu rahasia
tersembunyi; harta karun surgawi yang tak ternilai harganya. Sebab itu
prasyarat mengikut Yesus yang Ia sampaikan kepada seorang muda yang kaya agar
menjual seluruh hartanya dan membagikannya kepada orang miskin, itu tidak
dituruti oleh orang kaya itu.
Dewasa ini banyak tafsiran yang diputarbalikkan
oleh para pemimpin agama atau Farisi modern mengenai hal ini dengan
tafsiran-tafsiran rohani mereka yang mereduksi arti sesungguhnya dari ajaran
Yesus yang mahaberat ini. Mereka mengajarkan bahwa orang Kristen tetap
boleh kaya asal jangan pelit memberi persembahan dan persepuluhan dan harus
rajin memberikan donasi kepada orang miskin.
Arti menjual seluruh harta dan arti memberikan
donasi kepada orang miskin, keduanya mempunyai perbedaan tafsir yang sangat
jauh berbeda. Mengapa saya katakan demikian? Karena, orang kaya yang
memberikan donasi memberi dari kelebihan atau kekayaannya. Sedangkan arti
menjual seluruh harta bukanlah sekadar berbagi kepada orang miskin atau sekadar
berdonasi, tetapi adalah bukti ketaatan kepada perintah Majikan Agung kita,
Tuhan Yesus Kristus. Suatu tindakan nyata dan berani melepaskan status atau pindah
status dari kaya menjadi miskin, sehingga apa yang dikatakan dalam Filipi 2: 8
tentang arti MERENDAHKAN DIRI menjadi kenyataan seperti apa yang sudah lebih
dulu dicontohkan oleh Yesus.
Kalau kita baca secara keseluruhan
surat kiriman Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, maka saudara akan memahami
lebih jelas lagi tentang arti MERENDAHKAN DIRI ini. Di mana dari surat
kirimannya itu Paulus menyaksikan bagaimana proses perpindahan status yang
dialaminya setelah Ia berjumpa dengan Yesus. Ia yang semula memiliki status
tinggi/kaya dan seorang Farisi/pemimpin agama yang berkuasa dan dihormati telah
ditangkap oleh Kristus untuk mnenjadi seorang pelayan yang paling hina. Mengapa
ia lakukan demikian? Karena aa sudah memiliki suatu patron/blue print yang
menjadi satu-satunya teladan baginya, yaitu Rasul Paulus ingin
menjadi serupa dengan Yesus.
Kata “serupa dengan Yesus” sempat diulangi beberapa
kali dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Ia berkata Ia ingin serupa dengan
Yesus, baik dalam penderitaan dan kematiannya. Karena ia juga yakin bahwa
penderitaan dan kematian yang dialaminya tetap tidak sebanding dengan kemuliaan
yang jauh lebih besar yang ia dapatkan bersama Kristus.
Rasul Yakobus dalam Yakobus 1:9–11 juga
meneguhkan arti sebenarnya dari kata merendahkan diri dengan membagi
dalam 2 status keadaan hidup manusia, yaitu keadaan rendah/miskin dan keadaan
kaya (keadaan tinggi). Dan melengkapinya dengan hasil akhir dari tiap
tiap status, di mana dikatakan bermegahlah saudara yang kini berada dalam
status keadaan yang rendah, karena di mata Allah merekalah yang akan
ditinggikan dan dimuliakan seperti halnya dengan Kristus. Sedangkan
keapada orang kaya sebagai pemilik status keadaan tinggi bersama dengan
segala usaha bisnisnya akan dilenyapkan.
Ucapan ini senada dengan apa yang diucapkan Yesus
dalam khotbah di atas bukit yang mengatakan bahwa berbahagialah Orang yang
miskin karena merekalah pewaris Kerajaan Surga, tetapi celakalah hai
orang-orang kaya di dunia ini karena nanti mereka akan berduka.
Dari pemaparan ini kiranya saudara sudah dapat
memahami apa makna sebenarnya dari kata MERENDAHKAN DIRI. Namun, MENGETAHUI
saja TANPA MELAKSANAKANNYA dengan benar juga MERUPAKAN SUATU KESIA-SIAAN. Sebab
itu berdoalah minta kekuatan dan ketabahan dari Tuhan supaya kita sanggup
menjalaninya bersama Tuhan.
Saudaraku yang kekasih di dalam Tuhan Yesus
Kristus. Saya selaku hamba Kristus mengimbau Anda sekalian untuk bermawas diri
dari setiap ajaran yang bermunculan dewasa ini dengan tawaran-tawaran yang
begitu menarik. Di antaranya yang populer dewasa ini adalah ajaran
tentang teologi sukses, teologi kelimpahan/berkat, teologi iptek dan bentuk
ajaran-ajaran lainnya yang mempertontonkan mujizat kesembuhan. Secara faktual,
orang-orang Kristen zaman ini akan mencari ajaran-ajaran seperti itu.
Di tengah keadaan zaman seperti ini maka keberanian
menentukan sikap yang berbeda merupakan tantangan yang tidak mudah bagi
pengikut Kristus. Suatu hal yang tidak populer dan merupakan suatu kebodohan di
pemandangan dunia ini.
Berhala modern/tuhan modern zaman ini menawarkan
gemerlapnya dunia ini dalam bentuk-bentuk yang sangat dekat dengan hidup
keseharian kita. Pada masa lalu orang membayangkan berhala itu sebagai mahluk
gaib yang jauh dari hidup kita, seperti jin, hantu yang seram. Kini hal
itu sudah tidak berlaku lagi. Tuhan Yesus sendiri sudah memperingatkan pengikut-Nya
bahwa di zaman akhir ini Iblis akan menyamar seperti Malaikat Terang. Siapakah
yang gemar menggunakan bahasa malaikat ataubahasa rohani? Bukankah mereka
mereka yang mengangkat dirinya sebagai pemimpin agama dan pengikut pengikutnya?
Sebab itu saya menyerukan agar Anda selalu waspada! Perlengkapilah hidup Anda dengan
pengetahuan tentang Kristus secara benar.
Dewasa ini para pemimpin agama beserta pengikutnya
sibuk mempropagandakan program-programnya agar dapat menyeret pengikut sebanyak
mungkin. Bukankah ini merupakan suatu tindakan meninggikan diri dari aspek popularitas
maupun aspek materi? Kalau kita mau jujur, inilah yang tengah terjadi di dunia
ini. Dalam Injil Matius pasal 23 Tuhan Yesus dengan tegas mengecam kelakuan
para pemimpin agama yang mengangkat diri mereka menjadi pemimpin dan
berkeliling dunia untuk menjadikan orang menjadi penganut agama mereka. Dan,
kalau kita cermat mengritisi keadaan zaman ini, bukankah fakta-fakta ini sedang
terjadi?
Berhala apa saja yang dekat dengan hidup kita? 1.
Keluarga 2. Uang/nafkah 3. Jabatan 4. Popularitas/pujian/prestasi. Iblis
sangat cerdik dalam melakukan serangannya. Sebab itu, saat Iblis berusaha
mengalahkan Yesus, maka 4 berhala inilah yang ia gunakan menyerang Yesus. Saat
ini Sang Malaikat Terang juga menggunakan senjata yang sama untuk menjatuhkan
pengikut pengikut Yesus. Waspadalah!
Saudaraku yang kekasih. Upaya MENINGGIKAN DIRI pada
zaman ini merupakan orientasi hidup manusia di dunia ini dalam segala aspek
kehidupan. Tatanan dunia ini diilhami oleh Iblis yang menyerupai Malaikat
Terang yang ingin menyamai Tuhan (MENINGGIKAN DIRI). Sebab itu jangan heran
kalau kebanyakan orang lebih tertarik mengikutinya ketimbang mengikut Yesus
yang tidak seaspirasi dengan dunia ini. Di tengah dunia yang tengah gencar
mengejar aspek-aspek sukses, kaya, populer, prestasi penuh pujian, Yesus datang
dengan ajaran yang dibenci dunia ini, yaitu ajaran yang berorientasi pada
upaya merendahkan diri atau mengosongkan diri atau menjadi miskin.
SUATU AJARAN GILA MENURUT DUNIA INI, TETAPI JUSTRU
DI SITULAH TERSEMBUNYI HARTA KARUN SURGAWI YANG DIWARISKAN KEPADA ORANG-ORANG
MISKIN YANG TIDAK BERDAYA, ORANG-ORANG PILIHAN-NYA.
Mungkin anda akan bertanya apakah semua orang
miskin pewarus surga dan semua orang kaya pewaris neraka? Jawabnya adalah
tidak! Karena Rasul Paulus pun dulunya kaya akan materi dan juga kaya akan
pengetahuan, tetapi ketika ia berjumpa dengan Yesus, terjadilah PERTOBATAN
LAHIR BARU MELENGKAPI PERTOBATAN AGAMA YANG SUDAH IA MILIKI SEBELUMNYA. Ia
sadar bahwa pertobatan agama yang sebelumnya ia miliki tidak berdampak
apa-apa terhadap keselamatan surgawi tanpa perjumpaan dengan Sang Juruselamat
Surgawi Tuhan Yesus Kristus dengan pertobatan lahir barunya.
Untuk menjalankan pertobatan lahir barunya, Paulus
meneladani apa yang menjadi orientasi hidup Kristus, yang ia tuliskan dalam
Filipi 2 ayat 8 tentang MERENDAHKAN DIRI SEBAGAI KONTRA DARI HIDUP
LAMANYA YANG MENINGGIKAN DIRI. Yesus dan Paulus mendowngrade atau menurunkan
status hidup-Nya dari kaya menjadi miskin. Bukankah ini berbanding terbalik dan
dianggap gila oleh dunia ini? Di mana manusia di dunia ini orientasinya naik
dalam segala hal: naik jabatan, naik income, naik pujian, naik prestasi, dll.
Manusia mengupgrade diri atau meninggikan diri,
tetapi Paulus melakukan hal sebaliknya mendowngrade dirinya atau turun pangkat
dari kaya menjadi miskin dengan orientasi hidup merendahkan diri seperti yang
diteladankan oleh Majikan Agung atau aGuru Agung Kita Tuhan Yesus Kristus.
Dengan demikian tidak semua orang kaya masuk neraka.
Bila mereka melakukan pertobatan lahir baru, mereka pun bisa disertakan atau
dihisapkan bersama orang orang pilihan Allah. Begitu pula tidak semua orang
miskin masuk surga! bila alasan dasar pertobatannya salah, maka orientasi
hidupnya juga akan berbeda dari apa yang sudah dicontohkan oleh Yesus.
Jadi kategori miskin–kaya di sini dibagi dalam 4
kategori:
1. Orang kaya berorientasi kaya (meninggikan diri).
2. Orang kaya berorientasi miskin (merendahkan diri) via pertobatan
lahir baru.
3. Orang miskin berorientasi miskin.
4. Orang miskin berorientasi kaya.
Dari uraian ini mudah-mudahan Anda berada di kategorie orang kaya dan orang miskin yang berorientasi MERENDAHKAN DIRI/MISKIN sehingga pada waktu kedatangan Kristus yang kedua, kita tidak terbuang di komunitas kambing tetapi kita terpilih di komunitas domba. Amin.**
By. Ev. Andereas Dermawan
Shalom bu Enggelina. Sudah aktif diblog lagi ya? bagaimana kabarnya menado sekarang? oh ya selamat hari raya kenaikan Tuhan Yesus Kesurga. Gbu.(Ev.Andereas Dermawan )
BalasHapusShalom pak Andreas.
HapusSaya udh gk di Manado skrng.
Bapak di mana sekarang?
Uraian yang sangat ekstrim dan tegas. Saya interest dengan ketegasan firman ini, membuka mata saya bahwa megnikut Yesus itu tidak boleh digampang-gampangkan. Thanks and God Bless
BalasHapus@Ito Belihar Purba
HapusShalom pak.
Puji Tuhan. Terimakasih pak.
God bless you too