Kasihnisasi (Kristusnisasi) Versus Agamanisasi (Kristenisasi)
Matius 7:15–23 -- 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
7:17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 7:18 Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 7:19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 7:20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Matius 25:31–35 -- 25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Roma 13:9 Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain mana pun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!
Mungkin judul renungan ini agak mengejutkan Saudara. Bagi Saudara yang aktif dalam KEGIATAN KRISTENISASI mungkin akan memprotes keras judul dan isi tulisan ini. Namun, selaku hamba Kristus saya harus sampaikan informasi yang penting ini. Informasi ini harus disampaikan karena informasi ini menyangkut keselamatan kekal yang sangat dibutuhkan umat manusia. Saudara menerima atau menolaknya, itu terserah Saudara. Saya hanyalah hamba yang menabur benih Injil yang benar (benih gandum). Pada akhir zaman ini Iblis juga menabur BENIH INJIL PALSU (benih ilalang). Oleh sebab itu, kita harus berhikmat menguji setiap ajaran! Menguji setiap ajaran TIDAK SAMA DENGAN MENGHAKIMI! Karena Tuhan Yesus pun sebelum naik ke surga pernah berpesan kepada para pengikut-Nya untuk bersikap bijak melihat tanda-tanda zaman. Nah, bagaimana Saudara dapat membedakan mana ajaran yang murni dan mana ajaran yang palsu? Apa yang menjadi pegangan Saudara?
Bagi saya selaku hamba Kristus, PEGANGAN SAYA ADALAH TUHAN YESUS SENDIRI, karena Ialah Majikan Agung saya. Ia adalah SANG FIRMAN ITU sendiri. Ucapan-ucapan-Nya yang ditulis dalam ALKITAB MERUPAKAN AMANAT dan BUKANLAH TAFSIRAN ilmu agama dari para pemimpin agama atau pengkhotbah ternama. Sebab itu, ucapan-Nya merupakan narasumber yang harus kita ikuti secara letterlijk. Dan patut diingat tidak semua ucapan/kata kata yang tertulis di Alkitab adalah ucapan Yesus. Dari ribuan ayat-ayat di situ juga dikutip kata-kata Iblis dan banyak orang lainnya. Sebab itu, kita perlu suatu acuan atau narasumber yang menjadi pegangan kita.
Sebab itu pula, saya menghimbau kepada Saudara sekalian untuk MEMBACA ALKITAB SECARA LENGKAP jangan sepotong-sepotong yang biasanya Saudara dengar dari para pengkhotbah zaman ini. Ujilah semuanya itu dan buatlah semacam checklist dan kemudian meng-crosscheck-nya apakah adanya kesinkronan antara yang ditulis dengan hasil akhirnya, yakni saat hari kiamat, saat di mana Firman Tuhan itu digenapi? Tentunya tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat menghafal isi Alkitab itu. Sebab itu, Tuhan Yesus dengan penuh hikmat dan marifat-Nya menyimpulkan isi Alkitab yang tebal itu dengan satu kalimat pendek supaya siapa pun dia, baik orang berpendidikan atau tidak berpendidikan dapat langsung memahaminya. Apakah isi kesimpulan yang Tuhan Yesus ajarkan? Jawabnya adalah seperti apa yang dikutip oleh Rasul Paulus dalam suratnya di kitab Roma 13:9: "KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI KAMU MENGASIHI DIRIMU SENDIRI".
Itulah kesimpulan Hukum Taurat yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Dan justru karena begitu sederhananya isi Alkitab itu maka bagi orang-orang pintar justru TIDAK BISA MEMAHAMINYA dan mereka membuat tafsiran di luar kesimpulan yang diajarkan Yesus. Mengapa? Karena mereka berpikir bahwa ajaran Yesus tidaklah aspiratif sesuai dengan keinginan mereka. Ibarat orang jualan, ajaran Yesus dianggap tidak menjual atau tidak laku. Sebab itu, Tuhan Yesus memilih sendiri pengikut-Nya, yang notabene adalah orang orang lemah; orang orang kecil, yang bermodalkan ketaatan secara letterlijk akan perintah Yesus. Orang-orang bodoh tidak memiliki logika, sebab itu ia tidak bisa menggunakan logika, dan secara lugu/polos mentaati perintah Kristus. Sedangkan orang-orang pintar menggunakan logikanya menafsirkan perintah Yesus. Sebab itu, Tuhan Yesus mengatakan kepada orang orang pilihan-Nya itu bahwa berbahagialah kamu karena padamu diberitahu tentang rahasia kerajaan surga. Sedangkan kepada mereka, Tuhan Yesus menunjuk kepada para pakar Alkitab atau Farisi atau pemimpin agama dan pengikut dari pemimpin agama itu bahwa mereka akan diberitakan dengan cara lain, karena meskipun mereka melihat tapi buta dan meskipun punya telinga tetap tuli. Mereka bebal!
Kembali pada judul renungan kita. Namun, sebelum saya uraikan lebih jauh, saya ingin bertanya kepada Saudara apakah arti "-nisasi" yang ditambahkan di belakang dari kata-kata seperti Kristen menjadi kristenisasi (agamanisasi) lalu saya tambahkan dengan kata kasihnisasi atau Kristusnisasi. Penambahan kata "-nisasi" ini adalah menunjuk pada arti "pengikut atau komunitas". Contoh: Kristenisasi berarti menjadikan orang menjadi pengikut atau komunitas Kristen (pengikut agama Kristen).
Dari judul di atas penulis ingin mengatakan bahwa menjadi pengikut agama Kristen belum tentu sama dengan menjadi pengikut Kristus. Karena kalau kita tidak mengetahui ciri-ciri menjadi pengikut Kristus maka kita tidak akan mengetahui apakah seseorang pengikut Kristus atau bukan. Tuhan Yesus secara eksplisit mengatakan dari buahnya (ciri-cirinya) engkau akan mengetahui mana yang asli dan mana yang palsu. Selanjutnya marilah kita melihat ciri-ciri dari masing-masing komunitas atau pengikut dan melihat apa saja perbedaannya.
Perbedaan antara pengikut Kristus (Kristusnisasi) dengan pengikut agama Kristen (Kristenisasi). Ada 4 hal yang akan kita kupas satu persatu sebagai ciri-ciri dari masing-masing komunitas, yaitu:
2. Dari segi hirarki
3. Dari segi Kegiatan/pelayanannya.
4. Dari segi doktrin keselamatan.
Sekarang marilah kita mulai membahas dari ciri ciri Komunitas/pengikut agama Kristen (Kristenisasi) setelah itu kita bandingkan dengan ciri ciri komunitas/pengikut Kristus (Kristusnisasi).
Ciri-ciri komunitas pengikut agama Kristen (agamanisasi atau Kristenisasi):
2. Memiliki hirarki atau silsilah atau struktur jabatan, sbb:
a. Adanya Pemimpin organisasi lembaga keagamaan.b. Adanya pengajaran agama; kerohanian; spritualitas dengan memiliki pengetahuan agama; rohani; spritualitas yang tinggi (kaya rohani) merupakan dasar penilaian atau acuan menilai prestasi keagamaan seseorang. Dan, sebagai penentu ranking atau truktur jabatan dalam sistem kepemimpinan organisasi lembaga keagamaan tsb, maka gelar kepakaran menjadi tolak ukur tingkat kerohanian seseorang.c. Antara agama/denominasi yang satu dengan agama/denominasi yang lainnya saling mengklaim dan bersaing bahwa merekalah yang paling benar.d. Saling berlomba lomba mengejar prestasi dalam berbagai bidang kehidupan termasuk prestasi di bidang agama.
3. Kegiatan dan pelayanannya:
a. Kegiatan ritual seperti doa, khotbah, ceramah, seminar, KKR, mempertunjukan mujizat, dlsb.b. Simbol-simbol agama seperti Sakramen Baptisan, Sakramen Perjamuan kudus, doa untuk mendapat mujizat, berkat materi menjadi daya jual atau daya saing melalui suguhan produk ritual mereka.
4. Dari segi doktrin keselamatan:
a. Memiliki pemahaman yang berbeda tentang pertobatan lahir baru yang diperintahkan oleh Yesus, sebab itu pertobatan lahir baru yang sebenarnya tidak mendapat penekanan yang penting dan tidak pernah dijelaskan dengan sebenarnya secara utuh.
b. Pertobatan lahir baru menurut versi mereka adalah mengikuti ritual keagamaan seperti Sakramen Baptisan dan mengikuti secara disiplin aturan-aturan agama menurut ajaran mereka, itulah yang dipahami sebagai Lahir Baru dan itu akan membawa pada keselamatan.
c. Rajin mempelajari ilmu agama; rohani; spritualitas. Mereka menganggap dengan memiliki kekayaan materi atau harta mereka bisa melakukan amal; charity; donasi dan itu dianggap sebagai prestasi kerohanian yang perlu mereka kejar.
d. Melakukan ekspose kegiatan ritual keagamaan didepan publik (pasar). Tuhan Yesus pernah mengingatkan muri-dNya kelakuan Farisi di zaman-Nya bandingkan dengan Farisi modern zaman ini, bukankah terjadi kesamaan dengan Farisi di zaman Tuhan Yesus? Sekarang bahkan lebih canggih eksposenya dengan adanya berbagai sarana komunikasi seperti radio, TV, internet, dlsb.
Tuhan Yesus mengritik tajam kelakuan Farisi zaman itu dengan penampilan serba wah! Mereka memakai jubah kebesaran mereka, mereka melakukan doa yang panjang dan bertele-tele. Coba Anda bandingkan dengan pengikut atau komunitas pilihan Yesus, dimana dipilih dari orang orang kecil atau lemah dari kaum marginal. Sangat kointras, bukan? Jangankan berdoa panjang dan bertele-tele, untuk berdoa saja minta diajari oleh Yesus dan Yesus mengajari mereka dengan Doa Bapa kami.
Ciri-ciri komunitas pengikut Kristus (Kristusnisasi):
Kristus adalah Sang Gereja sendiri. Dia adalah Gereja mula-mula (Yang Sulung dari banyak saudara, dengan pengertian bahwa para pengikut atau muridNya adalah para duplikat-duplikat-Nya). Gereja bukanlah sebuah organisasi atau lembaga keagamaan. Kehadiran Allah tidak boleh dilembagakan oleh organisasi buatan manusia.
2. Dipimpin oleh Tuhan Yesus sendiri dalam wujud orang-orang pilihan-Nya (Matius 25:31-46) sebagai pengikut-Nya, yang telah mengalami pertobatan lahir baru, bertugas bukan memimpin ritual keagamaan melainkan sebagai pelayan untuk orang-orang pilihan Kristus, berarti wujud Kristus dalam rupa orang-orang pilihan yang dilayani haruslah dianggap lebih besar dari kita.
Mungkin kita salah kaprah selama ini. Kita melayani kegiatan ritual keagamaan di gedung gereja, di mana sang imam atau pemimpin agama yang kita anggap sebagai representasi Kristus. Di dalam Kristus tidak ada hirarki. Hubungannya adalah sesama saudara; serupa; duplikat. Dalam tugas misi penginjilan semuanya adalah sesama hamba. Tugas yang diberikan Kristus adalah memuridkan orang sesuai teladan Kristus sebagai yang sulung dari banyak saudara. Apakah ada ayatnya yang menjelaskan hal ini? Ada, Saudara! Yaitu ketika orang banyak memberitahu Yesus tentang orangtuanya Maria dan Yusuf mencarinya. Tuhan Yesus menjawab siapakah Ibuku? Ia berkata barangsiapa yang mengikut Aku seperti para murid-Nya, Ia menunjuk para murid-Nya waktu itu, mereka adalah saudara-Ku baik laki laki maupun perempuan, karena di surga nanti kita akan diubahkan seperti malaikat.
3. Dari segi kegiatan dan pelayanannya:
a. Mengerjakan Kebenaran dan Keadilan.
b. Ibadahnya mengunjungi janda-janda miskin (perhatikan kata "miskin" di sini, karena berarti ada juga janda-janda kaya), yatim piatu miskin, berarti ada juga yatim yang kaya. Hati-hati jangan sampai salah kaprah mengenai hal ini! Yang menjadi acuannya apa yang dikatakan Yesus dalam Matius 25:31-46, yaitu orang-orang yang paling hina tidak berdaya. Merekalah pemimpin yang kita layani seperti kita melayani Tuhan sebagai wujud representasi Tuhan di dunia ini, merekalah yang seharusnya kita puji dan kagumi, bukan Saudara mengagumi para pengkhotbah atau pendeta-pendeta terkenal zaman ini, hati-hati Antikris tengah merajalela dewasa ini.
Pada kesempatan ini saya ingin menjelaskan ARTI JANDA-MISKIN dan yatim piatu miskin dalam konteks ucapan Yesus. Dalam kalimat ucapannya ini Tuhan Yesus sama sekali TIDAK MENYEBUT MASALAH GENDER di sini. Kalimat ini ditujukan kepada murid-murid-Nya baik laki-laki maupun perempuan. Yesus mengatakan bahwa Aku tidak membiarkan kalian piatu di dunia ini dan Ia menganalogikan diri-Nya sebagai pengantin laki-laki surgawi dan pengikut-Nya adalah pengantin perempuan, bukankah ini tidak berkaitan dengan jender? Dan, siapakah pengantin laki-laki duniawi Dunia dan segala keinginannya adalah pengantin laki-laki duniawi. Itulah sebabnya kalau saudara ingin disandingkan dengan pemilik surgawi, Pengangin Laki-laki surgawi, bukankah Anda harus bercerai dulu dengan pengantin laki-laki duniawi ini? Dan, menjadi janda miskin duniawi? Paulus mengatakan Rahasia ini besar… dst.
c. Memberi tumpangan dan melayani dengan hormat seperti kita melayani Tuhan.
4. Dari segi doktrin keselamatan: SANGAT MENEKANKAN PERTOBATAN LAHIR BARU yang faktual atau keadaan sebenarnya.
Arti Pertobatan Lahir Baru menurut Tuhan Yesus adalah merupakan tindakan konkrit/faktual bukan tindakan ritual. Pertobatan Lahir Baru yang dimaksud oleh Yesus adalah bentuk konkret penyangkalan diri atau pengosongan diri atau ketelanjangan. Apakah bentuk konkritnya? Hal inilah yang SANGAT SUKAR BAGI ORANG KAYA seperti yang diucapkan Yesus karena mindset hidup bagi kebanyakan orang adalah bagaimana orang DARI MISKIN MENJADI KAYA, tetapi mindset hidup yang diajarkan Yesus justru berbanding terbalik, bukan bagaimana dari miskin menjadi kaya tetapi bagaimana dari KAYA MENJADI MISKIN.
Inilah ajaran yang sudah dibuktikan oleh Yesus sendiri dan apa yang diajarkan selalu sinkron dengan apa yang dilakukan-Nya. Untuk menjadi serupa dengan Yesus, maka teladan yang telah dilakukan oleh Yesus BUKANLAH SEKEDAR TEORI melainkan sebuah BLUEPRINT yang merupakan dasar pegangan bagi setiap orang yang mengaku mau jadi pengikut-Nya. Tuhan Yesus dalam setiap kegiatannya LEBIH MENEKANKAN PADA ASPEK FAKTUAL DIBANDINGKAN ASPEK RITUAL, dan Ia berpesan kepada murid-murid-Nya untuk melakukan hal yang sama. Yesus mengatakan kalau kamu ingin berdoa tutuplah pintu kamarmu. Dan hal ini telah Yesus lakukan ketika Ia berdoa, Ia mencari tempat yang sunyi di taman Getsemani.
Dari pemaparan tentang perbedaan ciri-ciri PENGIKUT KRISTUS (KRISTUSNISASI) dengan PENGIKUT AGAMA KRISTEN (KRISTENISASI), mudah mudahan jelas bagi kita. Di komunitas mana Anda berada?
Posting Komentar untuk "Kasihnisasi (Kristusnisasi) Versus Agamanisasi (Kristenisasi)"