Dalam khotbah perdana Tuhan Yesus di atas bukit, Tuhan Yesus mengatakan: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga". Sedangkan dalam kesempatan lain Tuhan Yesus menyatakan: "Sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga."
Dulu, sebelum tahun 2007, penulis menganggap kata-kata Tuhan Yesus ini sangat tidak populer sehingga penulis tidak menganggap penting dan menganggap sepele ucapan-ucapan Yesus ini. Penulis mengabaikan kata-kata Tuhan Yesus ini. Maklumlah, waktu itu di samping sebagai rohaniwan (pendeta) penulis juga merangkap sebagai pengusaha (businessman). Tentu saja penulis tidak mau menafsirkan kata kata Yesus ini secara letterlijk (harafiah), apalagi penulis sudah bergelar Sarjana Theologia (S.Th), karena pasti akan mengancam kenyamanan penulis pada waktu itu.
Penulis selalu menafsirkan ucapan-ucapan Yesus yang kelihatannya janggal dengan tafsiran-tafsiran secara teologis sesuai bidang ilmu yang penulis pelajari. Tafsiran seperti apa yang waktu itu penulis gunakan? Tentunya tafsiran ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Karena secara seragam kalau ditanyakan kepada orang Kristen apa arti miskin yang diucapkan Yesus, maka sudah bisa ditebak jawabannya, yaitu pastilah dijawab: MISKIN ROHANI! Apa betul tafsiran seperti ini? Seandainya benar, tentu akan muncul kata kebalikannya, yakni KAYA ROHANI. Namun sayang, tidak ada seorang pun yang mau ambil peduli dengan tafsiran yang tidak jelas ini. Padahal di balik ucapan Yesus ini terkandung suatu berita yang sangat sangat penting untuk diketahui semua orang. Di sinilah letak RAHASIA KESELAMATAN SURGAWI itu.
Bukankah MISKIN ROHANI merupakan tafsiran yang berkembang dewasa ini? Hampir semua orang Kristen di dunia ini sangat menerima ajaran seperti ini dan nyaris tidak mau menguji kebenaran ajaran atau tafsiran seperti itu. Namun, pada pertengahan tahun 2007 penulis tergerak untuk membaca ulang seluruh isi Alkitab secara utuh dan menyeluruh tanpa buku tafsiran apa pun. Membaca secara letterlijk dari Kitab Kejadian s/d Kitab Wahyu.
Setelah penulis selesai membaca seluruh Alkitab, barulah penulis sadar akan kekeliruan pemahaman selama ini oleh banyak buku-buku tafsiran yang beredar dewasa ini yang telah menyimpang dari kebenaran yang hakiki dari yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus 2 kali memperingatkan kepada murid murid-Nya bahwa ALKITAB Firman Allah TIDAKLAH BOLEH DIUBAH, DITAMBAH, atau DIKURANGI apalagi DITAFSIRKAN. Peringatan ini pertama disampaikan pada waktu Tuhan Yesus memulai misi-Nya dan kedua Tuhan Yesus kepada Yohanes pada waktu Yohanes menerima penglihatan di pulau Patmos yang dituliskan Yohanes di pasal terakhir dari kitab Wahyu.
Ternyata, mata batin penulis selama ini buta. Jalan pemahaman yang penulis anggap benar sama sekali keliru. Selama ini penulis memilih jalan agama/jalan kebaikan sebagai kebenaran ternyata tidak benar. Ibarat berada di persimpangan jalan, maka ada 2 jalan yang harus dipilih: ke kiri atau ke kanan. Maka, penulis sadar bahwa jalan yang penulis pilih adalah jalan yang di sebelah kiri, jalan yang banyak orang anggap benar itu justru membawa kebinasaan. Untuk itu penulis harus pindah ke jalur jalan sebelah kanan, yakni Jalan Kebenaran Kristus.
Untuk pindah dari jalan sebelah kiri yang sebelumnya begitu nyaman bagi penulis ke jalan sebelah kanan yang tidak nyaman adalah bukan hal yang mudah. Suatu perjuangan yang berat yang bahkan sampai saat ini masih penulis perjuangkan. Karena, untuk berpindah dari jalur kenikmatan, kekayaan, kesuksesan, popularitas yang disenangi oleh manusia kejalur sebaliknya yang dibenci atau dimusuhi oleh manusia di dunia ini, yakni ke jalur penderitaan, kemiskinan, ketidakberdayaan adalah merupakan suatu pergumulan yang tidak mudah bagi penulis. Tidak mudah, bukan?
Bukankah Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa barang siapa yang mau jadi pengikut-Nya haruslah melepaskan segala sesuatu, menyangkal diri, memikul salib, mengosongkan diri barulah ia layak menjadi murid-Nya. PRASYARAT ini sebagai bukti seseorang telah dilahirkan kembali (Lahir Baru). PRASYARAT INI SANGAT DITOLAK OLEH ORANG-ORANG DI DUNIA INI. Mereka menggantikan syarat-syarat yang diminta Yesus ini dengan syarat-syarat yang ditafsirkan sendiri secara religius (rohani). Kata-kata Yesus secara hurufiah ini dianggap sangat berbahaya dan mengancam kemapanan para pemimpin agama/Farisi baik di zaman Yesus bahkan tetap berlangsung sampai masa kini dalam rupa Farisi-farisi modern abad ini. Lalu, apa relevansinya paparan di atas dengan istilah kaya dan miskin?
Seperti telah disaksikan oleh penulis bahwa sebelum tahun 2007, kata-kata Yesus mengenai kaya dan miskin sama sekali tidak menyentuh hati penulis. Bagi penulis ucapan Tuhan Yesus sangat tidak populer. Oleh sebab itu, penulis menganggap sepele ucapan Tuhan Yesus tentang miskin dan kaya ini. Apalagi penulis sering mendengar dari para rohaniwan (pendeta) yang adalah kolega penulis sendiri dimana mereka menafsirkan kata "miskin" yang diucapkan Yesus dengan entengnya sebagai MISKIN ROHANI. Suatu tafsiran yang abstrak, tidak faktual, dan sangat sulit untuk diverifikasi.
Tahun 2007 adalah tahun pertobatan lahir baru bagi penulis. Di tahun itulah penulis rindu untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya dari perkataan "miskin di hadapan Allah" yang diucapkan Yesus dalam khotbah perdana-Nya. Karena begitu banyaknya tafsir yang keliru mengenai hal ini sehingga menjadi multitafsir, akhirnya, penulis menemukan jawabannya dalam kitab Injil Matius dan Kitab Lukas yang secara paralel menuliskan khotbah perdana Tuhan Yesus di atas bukit.
Dalam kitab Injil Lukas hanya ditulis "miskin" saja tanpa "di hadapan Allah" yang kini banyak disalah tafsirkan oleh berbagai kalangan. Kitab Injil Lukas lebih menukik pada pengertian yang faktual dari kata miskin ini. Ia menuliskan: Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah, dan celakalah orang orang kaya…, dst. Hal ini senada dengan ucapan Yesus lainnya bahwa SANGATLAH SUKAR ORANG KAYA MASUK SURGA…, dst. Kata-kata Yesus ini telah membuka pikiran penulis yang semula buta akan rahasia kebenaran ini. Karena ternyata KUNCI RAHASIA KERAJAAN SURGA TELAH DIUNGKAPKAN YESUS DALAM KHOTBAH PERDANA-NYA INI BAHKAN TELAH DIVERIFIKASI DALAM KHOTBAH TERAKHIRNYA TENTANG AKHIR ZAMAN.
Penulis menyadari bahwa arti kata "MISKIN" DI SINI BUKANLAH BERARTI MISKIN ROHANI yang diartikan oleh sebagian besar orang Kristen pada masa kini. Suatu tafsiran yang abstrak! Kata "miskin" yang diucapkan oleh Yesus bermakna suatu KEMISKINAN TOTAL. KEMISKINAN TOTAL ADALAH KEMISKINAN SECARA KWANTITAS DAN KEMISKINAN SECARA KWALITAS ALIAS ORANG ORANG YANG TIDAK BERDAYA. ORANG-ORANG SEPERTI INILAH YANG DIMAKSUD SEBAGAI ANAK KECIL DALAM SUATU ANALOGI YANG PERNAH DISAMPAIKAN YESUS KEPADA MURID-MURID-NYA. Merekalah yang empunya Kerajaan Surga, menjadi orang-orang kudus, orang-orang yang sudah dibenarkan oleh kebenaran Kristus. Merekalah penerima kunci Kerajaan Surga. Secara eksplisit Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa merekalah yang terbesar di Kerajaan Surga melebihi para nabi dan hamba Allah lainnya. Hal ini pernah dikatakan Yesus ketika para murid ingin membandingkan Yesus dengan nabi Elia yang telah datang dalam rupa Yohanes Pembaptis. Yesus mengatakan bahwa orang orang paling hina itulah yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis.
Kata "miskin" yang diutarakan Yesus adalah miskin dalam arti faktual , sesuatu yang konkrit, bukan miskin rohani yang abstrak. MISKIN SECARA KWANTITAS ADALAH ORANG-ORANG MISKIN YANG TIDAK MEMILIKI APA-APA DIBIDANG MATERI. SEDANGKAN MISKIN KWALITAS ADALAH ORANG ORANG MISKIN YANG TIDAK PUNYA STATUS/JABATAN DAN TIDAK MEMILIKI KEPANDAIAN ATAU ORANG-ORANG YANG DIANGGAP BODOH OLEH ORANG ORANG DI DUNIA INI.
Jadi, kata "MISKIN" ini dapat disimpulkan dalam suatu kata yaitu KETIDAKBERDAYAAN atau ketelanjangan atau kematian. Itulah keadaan manusia ketika manusia jatuh ke dalam dosa, maka orang-orang yang menyadari dosanya itulah yang mendapat belas kasihan Allah, dilahirkan kembali menjadi ciptaan baru atau manusia baru. Untuk menjadi ciptaan baru setiap orang harus mati dari hidup lamanya melalui kelahiran baru. Khotbah perdana Yesus ini bukanlah sekadar teori keagamaan yang bisa direspons dengan "believe or not".
Ajaran Yesus telah diimplementasikan secara nyata oleh Yesus sendiri. Untuk menyelamatkan orang-orang hina/miskin Ia menjadi sama dengan orang-orang pilihan-Nya itu dan untuk menjadi pemimpin dari orang-orang yang hina itu Ia rela menjadi orang paling hina (terkonfirmasi dalam khotbah terakhir Yesus tentang akhir zaman Matius 25:31-46). Dalam khotbah-Nya itu Tuhan Yesus dengan jelas mengatakan barangsiapa melayani orang-orang yang paling hina berarti ia telah melayani Aku, tidak dikatakan demi Aku. Hal yang memperjelas statementnya ini dapat kita lihat pada respons dari orang yang bertanya itu dengan kata-kata di mana Engkau Tuhan?
Jelaslah bahwa orang yang paling hina itu adalah rupa keberadaan Yesus di dunia ini. Inilah ajaran yang murni dari Yesus tentang makna orang-orang miskin pewaris surga. Hal ini tentu saja berbanding terbalik dari apa yang diajarkan dunia ini termasuk pengajaran para pemimpin agama atau Farisi modern zaman ini dimana untuk memimpin orang-orang pintar maka yang dipilih adalah orang-orang yang paling pintar dan untuk memimpin orang kaya maka yang dipilih adalah orang-orang yang lebih kaya atau orang yang paling kaya. Sedangkan Yesus mengambil jalan yang sebaliknya dimana untuk memimpin orang hina/miskin maka Ia harus menjadi contoh yang sama, setelah itu Ia harus lebih hina dari orang-orang yang dipimpin-Nya bahkan Ia menjadi paling hina dan hal ini sudah terimplementasi dalam kehidupan Yesus. Jadi, antara yang diajarkan dengan fakta selalu sejalan.
Tuhan Yesus secara nyata telah mengimplementasikan ajaran-Nya
secara faktual bukan secara ritual seperti yang banyak dilakukan oleh para
pemimpin agama sejak dulu bahkan terus meningkat kedurhakaannya sampai masa
kini. Dari segi keadaan-Nya pada waktu Ia lahir di dunia ini, Ia dilahirkan di
tempat yang paling hina di kandang domba, lebih hina dari seorang pengemis
sekalipun. Ia juga miskin dalam kehidupan sehari-hari dan juga miskin
dalam kematian-Nya.
Dalam setiap ajaran-Nya YESUS TIDAK MENEKANKAN PADA
ASPEK-ASPEK RITUAL atau spritualitas atau kerohanian, tetapi Ia selalu
mencontohkan hal-hal yang bersifat factual. Sebab itu Tuhan Yesus tidak memilih
para pakar ritual, spritualitas, rohani, ahli-ahli kitab, imam, pemimpin agama.
Yesus membutuhkan hamba-hamba yang taat mengerjakan hal-hal yang faktual. Sebab
itu pilihan-Nya jatuh pada orang-orang kecil, orang-orang lemah, tidak berdaya,
sebab di pemandangan Allah orang-orang seperti itulah sebagai refleksi dari
pertobatan lahir baru. Tuhan Yesus berkata bahwa barangsiapa yang mau mengikut
Aku, haruslah mereka ikut juga dalam penderitaan dan kematian-Nya, selanjutnya
mereka juga akan ikut dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya.
Mungkin
Saudara akan bertanya: bila surga diwariskan kepada orang-orang miskin, apakah
orang-orang kaya juga dapat diselamatkan? Tentu saja bisa, Saudara, kalau
Ia mau bertobat dalam pertobatan yang sebenarnya, yakni pertobatan lahir baru. Suatu
syarat yang sangat berat bagi orang kaya, tetapi tidak ada yang mustahil bagi
Allah.
Dari
pemaparan ini, baiklah kita melihat realitas yang ada. Apakah orang orang
Kristen dan para pemimpin agamanya sudah menerapkan apa yang diajarkan Yesus?
Kalau kita mau jujur maka yang terjadi adalah bagai panggang jauh dari api!
Sama sekali berbanding terbalik terutama di kota-kota besar. Yesus pernah
memperingatkan murid-murid-Nya akan kebinasaan kota-kota besar yang akan jauh
lebih dahsyat dari Sodom dan Gomora karena tidak juga bertobat meskipun Mesias
dalam rupa Yesus Kristus telah datang ke dunia tapi manusia belum juga mau
bertobat.
Untuk
itu, melalui tulisan ini, saya selaku hamba Kristus menyerukan pertobatan
massive bagi orang-orang kaya, karena keselamatan surgawi tidak bisa Anda
peroleh hanya dengan anda memiliki agama, memiliki kebaikan suka beramal,
tetapi keselamatan itu didasarkan hanya pada kebenaran dan keadilan Allah yang
tidak sama dengan makna keadilan yang dimiliki dunia ini. Sudut pandang dunia
memandang keadilan berbanding terbalik dengan makna keadilan dari sudut pandang
Allah. Manusia memaknai keadilan berdasarkan KEADILAN yang NORMATIVE. Misalnya:
seorang pekerja akan mendapatkan upahnya dari majikannya yang kaya.
Suatu keadilan yang take and give. Suatu keadilan yang bersifat pamrih.
Sedangkan
Keadilan yang diajarkan Yesus adalah KEADILAN yang SUBSTANTIVE, bahwa semua
manusia di hadapan Allah telah berdosa. Tidak ada kaya dan miskin, SEMUA
MANUSIA SAMA telah miskin, mati, telanjang,
tidak berdaya. Semua manusia haruslah memiliki persamaan hak. Semua yang ada di
dunia ini milik Allah, dan Allah Maha Adil, Ia menganugerahkan keadilan dan
kebenaran-Nya kepada orang miskin, orang-orang tertindas. Inilah keadilan Allah
yang tidak bisa dijangkau oleh logika manusia dengan segala aturan mereka yang
normative.
Zakheus
yang kaya ketika Ia bertobat, Ia langsung memahami KEADILAN ALLAH, karena sang
Keadilan Tuhan Yesus Kristus telah membenarkannya. Zacheus mengatakan separuh
dari hartaku akan kuberikan kepada orang orang miskin. Apa arti kata “separuh”?
Bukankah berarti ada persamaan hak? Menjadi sama. Itulah yang dilakukan oleh
Yesus, Ia melepaskan haknya untuk menjadi sama dengan orang-orang pilihannya.
Yesus mengajarkan bila kamu memiliki 2 pakaian berilah satu kepada sesamamu.
Suatu fakta di dunia ini orang memiliki harta lebih dari satu. Ada yang
memiliki rumah 10 unit. Apa yang terjadi kalau yang sembilan itu diberikan
kepada orang miskin? Akan terjadi persamaan hak di dunia ini.
Masalahnya,
manusia tidak ingin sama, karena keadilan yang diajarkan dunia adalah keadilan
normative. Siapa yang bekerja keras maka ia berhak atas hak kekayaan itu.
Siapa yang pintar, sukses, berprestasi itulah yang berhak. Yang penting bagi
mereka, mereka merasa aman dengan memiliki agama dan perbuatan baik.
Semboyan
manusia tentang keadilan berbanding terbalik dengan makna keadilan Allah.
Semboyan yang diusung oleh para pemimpin dunia ini dalam semua bidang
umumnya berkata: MEMBERANTAS KEMISKINAN, MEMBERANTAS KEBODOHAN! Apa yang
terlintas di pikiran Anda bila mendengar kata MEMBERANTAS? Yang diberantas
adalah sesuatu yang kita benci dan musuhi, bukan? Tuhan Yesus datang dengan
ajaran baru yang dianggap aneh oleh manusia di dunia ini. Kalau manusia mau
memberantas dan memusuhi kemiskinan, Yesus melakukan hal yang sebaliknya, malah
Ia bersahabat dengan kemiskinan, bahkan bukan itu saja! Ia menjadi miskin dan
lebih miskin.
Yang
justru yang harus diberantas bukanlah kemiskinan, tetapi justru MEMBERANTAS
KEKAYAAN! Apa arti memberantas kekayaan? Memberantas kekayaan berarti memangkas
kekayaan, minimal 50%, seperti tindakan pertobatan Zacheus dan
dibagikan kepada orang miskin, sehingga keadilan Allah bisa dinyatakan di
dunia ini, maka persamaan hak bisa diiwujudkan di muka bumi ini.
Yesus mengecam orang-orang kaya apa pun agamanya yang menganggap keadilan
normative ciptaannya menjadi alat pembenar bagi mereka untuk menimbun kekayaan,
dengan dalih bahwa kekayaan yang mereka timbun adalah hasil kerja keras, hasil
prestasi kepintaran mereka dan mengabaikan keadilan Allah yang substantive.
Bila Anda
diminta untuk memilih jadi orang kaya atau orang miskin? Secara
normal orang akan memilih jadi orang kaya. Mengapa? Karena miskin
adalah suatu momok yang menakutkan bagi manusia, suatu yang harus dibenci,
dijauhi, diberantas atau dimusuhi. Tidaklah mengherankan kalau semboyan
memberantas kemiskinan sangat didukung oleh semua manusia di dunia ini.
Keadaan miskin adalah musuh bagi manusia. Di tengah suasana seperti
inilah Tuhan Yesus mengatakan: Kasihilah Musuhmu (kata musuh di sini
adalah dalam konteks keadaan miskin yang dibenci manusia). Karena kepada
Iblis, musuh utama Yesus dengan tegas Yesus mengatakan lawanlah Iblis, bukan
kasihilah Iblis!
Menjadi
kaya merupakan suatu keadaan yang sangat dikagumi oleh setiap orang dan orang
berupaya bersahabat dengannya, sebaliknya menjadi miskin adalah sesuatu yang
dihina orang dan orang berusaha menjauhi, memberantas, dan memusuhinya. Selaku
hamba Kristus saya memilih pilihan ini. Mungkin anda menganggap penulis orang
yang abnormal! Rasul Paulus mengatakan dalam beberapa tulisannya bahwa apa yang
dikagumi manusia dibenci Allah, sebaliknya apa yang dihina manusia dikagumi
Allah.
Kiranya
kita diberikan hikmat dalam memilih prioritas hidup, apakah kita memilih hidup
kaya/nyaman di dunia ini paling lama 100 tahun kemudian siksaan abadi di neraka
atau hidup miskin sementara, tetapi mewarisi hidup di surga ribuan
tahun, jutaan tahun, bahkan milyaran tahun tak terbatas. Yang jelas salah satu
harus dipilih. Selamat memilih! Amin.***
By. Ev. Andereas Dermawan
Slmt siang pak Andereas, mf br smpat dipublish. Trimakasih atas artikel ini. Tetap semangat :) !!! Immanuel.
BalasHapusShalom Bu Engglina,
BalasHapusTerima kasih atas pemuatan artikel dan dorongan semangatnya. Tapi ngomong2 apa kita masih sepemikiran atau satu visi/misi. Karena terus terang tulisan2 saya lain dengan artikel2 yg ada dewasa ini yg penuh dengan informasi mengenai sukses,berkat, mujizat dan iptek sehingga berita Injil Keselamatan nyaris tenggelam oleh informasi seperti itu. ( Ev.Andereas Dermawan )
Shalom juga Pak Andereas.
BalasHapusPERTAMA, sy mnjawabnya dgn ini :
"13:27 Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? 13:28 Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? 13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. 13:30 Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." >> Mat 13:27-30
KEDUA, blog ini tdk mncari popularitas dunia.
KETIGA, mari kita taat mlkukan apa yg dipercayakanNya kpd kita masing2. Tetaplah menulis, Pak Andereas, biarkan Ia memilih org2 yg akan dihantarNya kepada tulisan2 bapak. Bukankah, "banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yg dipilih" ? - Mat 22:14.
Tugas kita hanya menabur. Biarkan Ia memilih mrk yg telah dipanggilNya kpd pohon pemberitaan kebenaran2-Nya dr benih yg bapak tabur. Jangan pernah kecewa apabila banyak org yg tidak menaruh perhatian terhadap tulisan2 bapak, sebab "Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kl Bapa tdk mengaruniakannya kpdnya." - Yoh 6:65.
KEEMPAT, maaf jk artikel ini mmg baru smpt sy publish stlh bbrp hari mengendap di inbox blog. Bulan ini kegiatan pelayanan ckp padat, shg sy sendiri pun hampir tdk lg sempat memiliki waktu yg luang utk menulis di sini.
KELIMA, tetap semangat, pak Andereas. Sy menunggu artikel2 bpk selanjutnya. Nmn jk blm dpt langsung dipublish, sy berharap bpk tetap percaya, itu masalah waktu sj. Ok, pak Andereas, smg Roh Kudus smakin mengalirkan hikmatNya kepada dunia ini melalui pikiran2 yg tertuang dlm tulisan2 bpk. Salam sejahtera, Pak. Imanuel.
Oiya ngomongin kemiskinan, ternyata ada loh sejumlah miliarder di dunia ini yang kerap menghambur-hamburkan uang dan berujung pada kebangkrutan. Siapa saja mereka? Cek di sini ya: Miris, 5 miliarder ini akhirnya jatuh miskin
BalasHapus