Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pertobatan Lahir Baru Versus Pertobatan Agama


Yohanes 3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

II Korintus 5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 

Matius 16:12
Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa bukan maksud-Nya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap ajaran orang Farisi dan Saduki.

Lukas 9:23 Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. 

Bagi kebanyakan orang di dunia ini istilah kata pertobatan bukanlah hal yang asing. Apakah mereka mengerti tentang makna pertobatan? Jawabnya belum tentu. Apakah definisi pertobatan menurut anda? 

Umumnya orang memaknai pertobatan adalah sesuatu yang berhubungan dengan moral atau karakter atau kelakuan atau tindak tanduk seseorang. Sebab itu, bila kita melihat seseorang melakukan kejahatan, maka kita menganjurkan orang itu untuk bertobat. Lalu, bagaimana caranya orang untuk bertobat? Apa sarananya?

Biasanya  sarana orang untuk bertobat adalah agama. Agama dijadikan rujukan utama bagi manusia untuk bertobat. Semua agama mengajarkan hal yang sama agar manusia mau bertobat dari kelakuannya yang jahat. Inilah yang disebut dengan Pertobatan Agama.

Makna pertobatan  semacam inilah  yang diadopsi oleh umumnya manusia di dunia ini. Setiap penganut agama apa pun agamanya merasa  berbahagia bila seluruh anggota keluarganya rajin beribadah menurut agamanya masing masing. Sebaliknya, setiap penganut agama akan merasa kecewa dan sedih bila ada anggota keluarganya tidak lagi beribadah di gedung tempat ibadah agama mereka termasuk bila ada anggota keluarganya yang tidak beragama/kafir atau ada anggota keluarganya yang pindah agama. Dengan penuh keyakinan mereka menghakimi anggota keluarganya itu dengan mengatakan bahwa ia telah sesat dan perlu bertobat kembali pada agamanya yang semula.

Inilah realitas yang terjadi di masyarakat kita dan bukan saja di negara kita tetapi di mana-mana. Agama sudah dikultuskan layaknya seperti Tuhan. Para pemimpin agama -- dengan berbagai sebutan -- seolah-olah  adalah nabi yang mewakili Tuhan di muka bumi ini. Padahal setelah kedatangan Tuhan Yesus, Allah tidak mengirim lagi seorang nabi di dunia ini. Tuhan Yesus menggenapi atau menyelesaikan apa yang  belum sempurna dari  tugas  para nabi  yang di utus Allah sebelumnya. Kedatangan Tuhan Yesus tidak lagi memilih seorang nabi, tetapi mencari para murid. Para murid inilah yang kemudian menjadi  pelanjut  misi  Injil KeselamatanNya.

Agama tidak bisa menyelamatkan manusia dari dosa. Agama/Torat adalah laksana cermin yang hanya dapat  memperlihatkan kepada  manusia bahwa manusia  telah berdosa. Agama/Torat hanya memperlihatkan bahwa manusia sudah mengalami kematian kekal -- terpisah dari Allah sebagai sumber hidupnya -- akibat dosa. Jadi, agama bukanlah Juruselamat yang dapat menyelamatkan manusia.

Sebab itu, sangatlah keliru bila ada orang yang mengklaim dirinya sudah selamat dengan menganut suatu agama tertentu. Bahkan pemimpin agama apa pun tidak punya otoritas atas keselamatan manusia termasuk atas dirinya sendiri yang telah berdosa.

Rasul Paulus dalam suratnya yang tertulis di Alkitab mengatakan bahwa semua orang telah berdosa dan tidak ada seorang pun yang benar. Oleh sebab itu, Allah mengutus Sang Kebenaran di dalam Tuhan Yesus Kristus yang telah datang melalui Jalan Kebenaran, bukan melalui  jalan agama atau jalan lainnya. Perjumpaan dengan Sang Kebenaran itu merupakan satu satunya jalan keselamatan bagi manusia. Lalu, bagaimanakah caranya manusia bisa bertemu dengan Juruselamat atau Sang Kebenaran itu? Apakah dengan menganut suatu agama tertentu?

Untuk menjawabnya, marilah kita meneliti kembali latar belakang tentang kedatangan Tuhan Yesus ribuan tahun lalu. Kedatangan Tuhan Yesus dimulai dengan seruan pertobatan dari  Yohanes Pembaptis. Pada zaman Yohanes Pembaptis sudah ada Bait Allah (Gereja) yang dipimpin oleh para Imam / Imam Besar / kaum Farisi/ Saduki / ahli kitab yang sudah dibangun sejak zaman Raja Salomo. Pada waktu mereka menemui Yohanes Pembaptis, Yohanes dengan keras mengatakan dua seruan. Pertama: Bertobatlah karena kerajaan Allah sudah dekat dan hasilkanlah buah buah pertobatan. Seruan kedua: Hai Ular beludak jangan harap kalian telah bebas dari hukuman Allah…dst. 

Dengan demikian jelaslah di sini bahwa Yohanes Pembaptis bukan  memberitakan agama tertentu dan Yohanes Pembaptis tidak menggunakan sarana gedung Bait Allah yang dipimpin oleh pemimpin agama waktu itu, tetapi ia memilih tempat terbuka di sungai Yordan. Yohanes menyampaikan  berita pertobatan Injil Keselamatan yang bukan dapat diperoleh dari jalan agama. Secara tersirat pun Yohanes Pembaptis mengatakan bahwa baptisan air yang dilakukannya tidaklah menyelamatkan dengan mengatakan bahwa kalian akan dibaptis oleh RohKudus yang merujuk pada berita kedatangan Sang Juruselamat, Tuhan Yesus Kristus. Apa yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis dikonfirmasi pada saat kedatangan Yesus dan direalisasikan setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga.

Banyak orang khususnya di kalangan orang Kristen pada masa kini yang masih memiliki pemikiran bahwa pada waktu seseorang dinyatakan sebagai pemeluk agama Kristen lalu mengikuti ritual  baptisan air maka orang itu serta merta meyakini bahwa dirinya sudah lahir baru. Ini diperkuat oleh ajaran para imam/rohaniwan masa kini yang memberi jaminan bahwa mereka telah selamat dan sudah lahir baru. Sungguh sungguh memperihatinkan!

Melalui renungan ini saya tergerak untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang makna lahir baru. Lahir Baru bukanlah suatu dogma agama yang membutuhkan pendoktrinan dengan cara-cara katekesasi seperti yang dibiasakan banyak gereja dewasa ini. Lahir Baru adalah bentuk pertobatan yang disyaratkan oleh Tuhan Yesus sendiri untuk menjadi pengikutnya (murid-Nya).

Kalau begitu apa artinya "pertobatan lahir baru"? Apakah Pertobatan Lahir Baru sama seperti pertobatan agama sebagaimana disebutkan di awal tulisan ini? Sama sekali bukan! Lalu, apa arti pertobatan lahir baru yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus?

Kepada Nikodemus Tuhan Yesus berkata bahwa bila seseorang tidak dilahirkan kembali maka ia tidak bisa melihat kerajaan Allah. Kepada para murid atau pengikut-Nya Tuhan Yesus mensyaratkan hal mengikut Dia adalah harus menyangkal diri dan memikul salib. Tidak perduli apa pun profesi anda: pendeta, majelis gereja, atau siapa saja harus melalui syarat ini. Oleh sebab itu pada penjelasannya tentang akhir zaman, Tuhan berkata kepada  orang orang yang mengabaikan syarat ini dengan berkata: Aku tidak kenal engkau hai pembuat kejahatan! Padahal mereka mereka bukanlah penjahat seperti pembunuh, pelacur, dan sebagainya.

Dengan kata lain mereka ingin mengatakan bahwa kami adalah penganut agama Kristen dan mengenal nama-Mu, berdoa demi nama-Mu, berkhotbah demi nama-Mu, dst. Akan tetapi, Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan: Aku tidak kenal engkau, hai pembuat kejahatan!

Pertobatan Lahir baru bukanlah sekadar perubahan karakter atau moral. Pertobatan Lahir Baru adalah dimulai dengan perubahan keadaan: dari keadaan lama menjadi keadaan baru. Hal ini dicontohkan sendiri oleh kedatangan Tuhan Yesus ke dunia ini. Tuhan Yesus yang adalah rupa/keadaan Allah mau merendahkan diri menjadi mahahina dengan melepaskan atau mengosongkan diri menjadi manusia yang mahahina sebagai gambaran pengakuan keadaan orang berdosa meskipun Tuhan Yesus tidak pernah berdosa.

Oleh sebab itu, orang yang mau mengakui keadaan berdosanya, itulah yang mendapat belas kasihan Allah sama seperti belas kasihan Allah ketika melihat putra tunggal-Nya mengambil rupa keadaan seorang berdosa. Yesus ditinggikan dan dimuliakan karena ketaatan terhadap Allah Bapa-Nya. Menjadi serupa dengan Yesus berarti ikut sama dalam penderitaan dan kematian-Nya dan setelah itu ikut pula dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya. 

Mencermati keadaan zaman ini sungguhlah memperihatinkan karena orang tidak lagi mempedulikan akan keselamatan surgawi karena mereka mengira pertobatan agama yang mereka miliki sudah menjamin keselamatan mereka. Mereka menjadi sangat fanatik atau patuh pada para pemimpin agama sebagai orang yang mereka kagumi. Mereka terkecoh, karena sang pemimpin agama tidak punya otoritas apa-apa untuk menjamin keselamatan orang lain bahkan untuk menjamin keselamatan dirinya saja, ia tidak punya otoritas apa-apa.

Mengapa orang lebih terbuai dengan ajaran para pemimpin agama ketimbang mengikuti  perintah Pertobatan Lahir Baru? Karena pemimpin agama lebih aspiratif dan bisa kompromi menuruti selera manusia, sedangkan ajaran Tuhan Yesus sangat kaku, apa adanya, tidak bisa kompromi. Sejarah mencatat Tuhan Yesus ditinggalkan orang banyak dan dikucilkan seorang diri karena kekonsistenan mentaati tugas yang diperintahkan Bapa-Nya. Inilah bukti penyangkalan diri yang telah dilalui oleh Yesus.

Sebagai pengikutnya kita pun diperintahkan untuk serupa baik dalam keadaan maupun dalam ketaatan-Nya. Selaku hamba Kristus saya berharap dengan uraian ini Anda sudah bisa membedakan mana yang Pertobatan Agama dan mana Pertobatan Lahir Baru seperti yang disyaratkan oleh Tuhan Yesus untuk menjadi murid atau pengikut-Nya.

Mengapa manusia perlu lahir baru untuk memperoleh keselamatan surgawi? Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah urgent untuk diketahui semua  manusia di dunia ini. Karena sangatlah minim penjelasan mengenai hal ini bahkan nyaris tidak  ada yang mau memberitakannya. Melalui tulisan ini selaku hamba Kristus saya berkesempatan untuk menjelaskannya.

Seperti kita ketahui bahwa manusia pertama  yang bernama Adam diciptakan sesuai dengan gambar Allah dan dihembuskan oleh nafas Allah  atau Roh Allah sendiri. Akan tetapi setelah Adam berdosa gambar Allah telah rusak. Roh Allah yang Maha Kudus tidak lagi berdiam di dalam diri manusia pertama (Adam I). Keturunannya bukan lagi lahir dari benih Allah, tetapi dilahirkan dari  perpaduan antara benih laki-laki dan benih perempuan. Keturunan manusia lahir dari benih dosa termasuk kita umat manusia yang hidup pada masa kini yang mengakibatkan kematian kekal di neraka.

Dalam kitab Injil Tuhan Yesus berkata dengan analogi tanaman. Ia mengatakan bahwa benih yang jahat akan menghasilkan benih yang jahat pula. Benih dosa akan menghasilkan benih dosa pula. Benih dosa yang ada di dalam diri manusia harus diganti oleh benih Allah yang baru. Dalam kitab Ibrani dikatakan bahwa Yesus adalah benih Allah yang baru atau disebut manusia Allah yang baru (Adam II). Sebagaimana benih tanaman, maka benih yang baru haruslah di tanam di tanah guna mengalami proses kematian.

Hal itu telah digenapi oleh Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus adalah gambar Allah yang baru atau manusia Allah yang baru (Adam II). Ia  tidak dilahirkan oleh benih laki laki, tetapi dilahirkan oleh benih Roh kudus, sama halnya dengan gambar Allah yang pertama (Adam I), bedanya gambar Allah atau benih Allah yang baru tidak pernah berbuat dosa.

Alkitab menyatakan bahwa karena dosa ketidaktaatan manusia lama (Adam I), maka kita keturunan manusia lama mewarisi dosa yang sama dan hukuman kekal api neraka. Sebaliknya, karena ketaatan manusia baru (Adam II), maka bagi manusia yang mau mati dari manusia lamanya dan bersatu dengan benih Allah yang baru melalui kelahiran baru akan diselamatkan mewarisi hidup kekal. Amin.*** 

By. Ev. Andereas Dermawan

5 komentar untuk "Pertobatan Lahir Baru Versus Pertobatan Agama"

  1. Halo pak Andereas, trimakasih utk artikel ini. Sy sepaham dengan bapak bhw agama tdk mnyelamatkan dan memeluk suatu agama tdk sama dengan lahir baru. Sekali seseorang menerima karunia Roh Kudus, maka seumur hidup ia harus hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Jadi persoalan bukan pada cara bagaimana seseorang itu menerima karunia Roh Kudus, melainkan bagaimana ia menaklukan dirinya di bawah kendali Roh Kudus itu, demikian dapat disebutkan pula ttg pertobatan 'kan, Pak?

    BalasHapus
  2. Benar sekali Bu. Mudah2an renungan ini boleh memberikan pencerahan/penyadaran kepada kita semua, dan kita diberi keberanian untuk menjadi saksi Kristus yg membawa Injil Kebenaran.

    Ev.Andereas Dermawan

    BalasHapus
  3. syaloom..., tulisan atau artikel yang menarik. saya setuju jika disebutkan bahwa agama tidak menyelamatkan seseorang, namun perlu dipahami juga dalam setiap agama memiliki keunikan masing-masing yang dapat menghantarkan umat berjumpa dengan TuhanNya (dalam pertobatan sekalipun). dalam artikel ini ada istilah yang kurang tepat:
    1. agama berbeda dengan Torat (silahkan cari sumber terpercaya)
    2. petugas untuk Bait Allah hanya Imam. Farisi, saduki, ahli Taurat, merupakan golongan masyarakat yang ada berkaitan dengan keagamaan. tugas dan fungsi berbeda.
    3. Ttg Baptisan perlu dikembalin pada konteks sejarah Israel,seperti yang ditulis dalam Alkitab. hal ini supaya tidak terlalu mudah menilai makna baptisan tanpa merujuk konteks pada Alkitab dan terlalu mudah memberikan penilaian.
    4. Pemahan/ konsep tentang dosa turunan perlu direkontruksi karena Sola Gracia (baca juga konsep Sola Gracia secara utuh)
    Akhirnya, menurut saya, makna pertobatan tidak perlu dipertentangkan dengan agama sebagai sebuah institusi atau persekutuan. hal ini mempersempit pikiran/pandangan akan karya Allah yang tidak terbatas,termasuk dalam sebuah persekutuan orang percaya (Gereja). hakikat pertobatan : penyerahan diri seutuhnya pada Allah yang memiliki kehidupan dengan dibarengi sikap hidup yang bercermin pada Dia. bentuk dan cara pertobatan, bisa beragam.
    Salam KAsih

    BalasHapus
  4. Lahir baru bukan ditandai dengan sekedar kegiatan kerohanian.Lahir baru dimulai ketika kita memasuki dimensi alam roh.Dimana lubuk hati terdalam menyadari keberdosaan kita dihadapan Tuhan sekalipun kita dari kecil sudah taat beribadah dan dipandang sempurna oleh orang di sekitar kita.Karena jelas tujuan Yesus ke dunia untuk kita kembali mengalami persekutuan dengan Tuhan dalam hadiratNya.Kalau ini belum kita alami berarti kita masih dikuasai roh agamawi,kita cenderung menghakimi orang lain dan pemulihan tidak mungkin terjadi.Bukankah Yesus datang untuk orang berdosa...???😂

    BalasHapus