Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan


Lukas 6:20-26; Matius 2:31-46; 1 Timotius 6:17-18

Lukas 6:20-26 --- 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. 6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.

6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.

Matius 25:31–46 --- 25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.

25:44 Lalu mereka pun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."

I Timotius 6:17-18 --- 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. 6:18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi.

Kali ini saya ingin mengemukakan sebuah judul renungan yang mungkin menyentak perhatian Anda. Karena bila kita mendengar kata "melayani", maka bagi orang Kristen umumnya telah terbangun asumsi yang merujuk pada sejumlah kegiatan organisasi gereja, sengaja pada kata 'organisasi' itu saya garis bawahi. Bila anda telah membaca artikel tulisan saya tentang gereja pada artikel sebelumnya, Anda akan memahami alasannya. 

Kata "melayani", bagi orang Kristen pada umumnya bukanlah kata yang asing lagi untuk diucapkan, sama halnya dengan mengucapkan kata "Haleluyah, Puji Tuhan". Karena begitu seringnya diucapkan, kata-kata itu cenderung diucapkan secara sembarangan hingga lambat laun menjadi terucap tanpa makna!

Kata "melayani, haleluya, puji Tuhan" tak ubahnya seperti kamus bahasa pergaulan bagi sesama penganut agama Kristen. Baik bagi orang Kristen yang secara formal bekerja  di organisasi keagamaan, dalam hal ini bagi mereka yang penuh waktu bekerja di gedung gereja alias berkantor di gedung gereja, seperti pendeta dan stafnya yang mendapat gaji dari organisasi gereja, maupun  bagi orang Kristen yang bekerja di bidang sekuler yang  terlibat langsung maupun tidak langsung di organisai  gereja tersebut. Kata atau istilah "melayani" bukanlah hal yang baru bagi mereka.

Menjelang hari raya keagamaan orang Kristen misalnya Natal, Paskah, Jumat Agung, Kenaikan Tuhan Yesus, dan acara-acara ritual baik yang rutin, maupun yang khusus seperti Perjamuan Kudus maupun acara-acara KKR, sang pendeta akan mengimbau anggota jemaatnya untuk turut aktif "melayani".  Biasanya dibentuklah panitia pelayanan. Kegiatan pelayanan seperti ini dilakukan sebagai tradisi semata. Kalau ditanyakan kepada mereka, mengapa mereka mau menggebu-gebu menyibukan diri untuk terlibat dalam panitia pelayanan di gedung gereja? Jawaban mereka seperti sebuah paduan suara yang kompak: "Semua saya lakukan demi melayani Tuhan". 

Apakah itu arti melayani Tuhan? Untuk menjelaskannya baiklah kita kembali pada judul renungan ini: "Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan?" Mungkin anda akan bertanya dalam hati mengapa penulis membedakan dari kata "melayani" dan "menolong"? Pada dasarnya kata "melayani" dengan kata "menolong" adalah dua kata yang memiliki makna yang berbeda. Juga harus dilihat pada konteks apa kata "melayani" dan kata "menolong" itu ditempatkan. Dalam Alkitab pun Tuhan Yesus pernah menjelaskan arti kata "melayani" kepada murid-murid-Nya dalam dimensi yang berbeda.

Banyak orang Kristen bahkan orang-orang yang menyebut dirinya hamba Tuhan telah menafsirkan secara keliru makna "melayani Tuhan". Mereka beranggapan dengan melakukan kegiatan keagamaan atau kegiatan ritual berarti mereka telah melayani Tuhan. Gedung gereja seolah-olah sebuah perusahaan milik Tuhan yang harus dikelola secara professional. Dengan penuh confident mereka seolah-olah telah menolong majunya perusahaan Tuhan (tanda kutip telah menolong Tuhan). Apakah benar , Tuhan minta ditolong oleh Saudara? Tentunya sangat naïf sekali anggapan seperti itu. Untuk itu saya akan menjelaskan kedua kata itu, tentunya sesuai dengan konteks Alkitab di mana kedua kata itu ditulis. 

Pertama kita mulai dengan kata "menolong". Setiap orang pasti mengetahui arti kata "menolong". Sebagai contoh kita ambil ilustrasi terhadap orang-orang yang mengalami musibah bencana gempa bumi dan tsunami di negara Jepang yang terjadi belum lama ini. Banyak pihak yang memberikan bantuan termasuk negara kita, baik kepada korban dari pihak negara Jepang maupun korban warga Indonesia yang bermukim di sana. Kegiatan menolong umumnya bisa dilakukan dengan berbagai cara: memberikan sumbangan atau donasi, bisa berupa bantuan uang, tenaga, atau bantuan medis.

Pengertian apa yang dapat kita petik dari kata "menolong"? Di sini perlu kita catat beberapa hal yang nantinya kita akan perbandingkan dengan kata "melayani". Hal pertama, si pemberi bantuan atau pertolongan adalah orang yang lebih kuat apabila bantuannya berupa tenaga, sedangkan kalau bantuannya berupa uang atau materi maka orang yang memberikan bantuan itu tentunya lebih kaya dari orang yang ditolongnya. Dan, sudah merupakan hukum alam di dunia ini di mana yang kuat menolong yang lemah, yang pintar menolong yang bodoh, yang kaya menolong yang miskin, yang sehat menolong yang sakit, yang besar menolong yang kecil, dst. Dalam konteks duniawi seperti itulah digunakan kata "menolong". 

Lalu, bagaimana dengan kata "melayani" apakah sama konteksnya dengan kata "menolong" yang sudah diuraikan ini? Tentu saja jauh berbeda! Tuhan, tentu saja tidak identik dengan korban bencana alam. Tuhan adalah Raja segala Raja. Dia adalah Mahakuasa. Dia tidak butuh bantuan donasi manusia.  Kalau begitu, apa perbedaan antara menolong dengan melayani?

Kepada saudara tadi telah dijelaskan tentang kata "menolong" dalam konteks penggunaan kata itu, di mana telah dijelaskan bahwa si pemberi bantuan atau pertolongan adalah lebih besar, lebih kaya, lebih kuat dari si penerima bantuan. Jadi, si pemberi adalah subyek sedangkan si penerima adalah obyek. Nah, di sinilah letak perbedaannya. Yesus menggunakan dimensi yang lain dari kata "melayani" yang tidak identik dengan kata "menolong". Tuhan Yesus tidak menggunakan hukum alam di mana yang besar menolong yang kecil, yang kuat menolong yang lemah, yang kaya menolong yang miskin. Tuhan Yesus memberikan pemahaman baru dari kata "melayani" yang banyak disalahtafsirkan orang pada masa kini. Ajaran Yesus tidak berbanding lurus dengan ajaran dunia ini bahkan saling berlawanan. 

Pada kata "menolong" si pemberi adalah lebih besar dari pada si penerima. Sebaliknya, pada kata "melayani" yang dilayani haruslah lebih besar dari yang melayani. Konteksnya bukan antara donatur dengan korban, di mana kata menolong, menyumbang, membantu lazim digunakan. Dalam kata "melayani" konteksnya adalah antara seorang hamba atau budak dengan seorang majikan atau tuan. Jelas bukan perbedaannya? Berarti melayani Tuhan layaknya seorang pesuruh melayani majikannya. Inisiatif perintah haruslah berasal dari sang majikan. Tugas kita adalah secara letterlijk  mentaati perintah Sang Majikan.


Sekarang, marilah kita memeriksa diri kita, kira-kira mana yang kita lakukan? Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan? Kalau kita mau jujur, dalam praktek, kita bukanlah Melayani Tuhan tetapi yang terjadi adalah mengerjakan pekerjaan agama dari agama yang kita anut. Kita bukan mengabdi kepada Tuhan melainkan mengabdi pada organisasi agama. Mengapa hal ini bisa terjadi?  Paling sedikit ada 2 penyebabnya. Penyebab pertama adalah  orang-orang Kristen yang menyatakan dirinya melayani tidak memiliki pemahaman yang benar tentang arti melayani Tuhan. Penyebab kedua adalah salah alamat alias tidak mengenal siapa yang dimaksud dengan Kristus Tuhan Sang Majikan kita. Karena tidak mengenal, maka yang dilayaninya juga majikan lain, bukan Tuhan Yesus Kristus. 


Dalam artikel saya berjudul: Tuhan atau Uang? Di situ telah diinformasikan kepada saudara adanya 2 majikan atau Tuan. Yang satu bernama Tuhan Yesus Kristus Tuhan kita dan yang satu lagi bernama Uang atau sebutan lainnya disebut Mamon beserta ciri cirinya. Bagi yang memiliki boss bernama Mr. Mamon, salah satu cirinya adalah pemilik uang atau orang-orang kaya. Karenanya jangan heran kalau orang-orang tersebut kelihatannya baik, suka memberikan bantuan keuangan, aktif dikegiatan sosial atau keagamaan. Orang-orang tersebut menukar nama Yesus dengan bantuan keuangannya. Sehingga penerima bantuan dari dia bukan lagi mengenal nama Yesus tetapi yang diingat adalah nama dia atas nama Mamon/uang. Waktu mengabarkan Injil di pintu Gerbang Elok, Petrus dengan tegas mengatakan: mas dan perak tidak ada padaku, tetapi di dalam nama Yesus bangkit dan berjalanlah!


Mungkin Anda akan bertanya? Bolehkah seorang pengikut Kristus menjadi orang kaya? Maka jawabnya kembali pada konteks melayani Tuhan bukan menolong Tuhan. Rasul Paulus mengatakan hendaklah engkau kaya dalam kebajikan/kebenaran. D
asar pegangan kita dalam melayani adalah pengajaran Tuhan Yesus Sang Majikan kita yang tidak pernah menganjurkan orang untuk menjadi orang kaya uang bahkan sebaliknya dikatakan celakalah hai orang orang kaya, dst (Lukas 6:20-26). Namun sayang, para imam zaman sekarang lebih bersahabat dengan para Mr. Uang ketimbang bertemu dengan Tuhan Yesus dalam rupa orang-orang pilihan-Nya, yakni orang orang yang paling hina (Matius 25:31-46).

Oleh sebab itu yang dimaksud melayani Tuhan adalah melayani orang-orang yang paling hina sebagai representasi Yesus di dunia ini, bukan melayani Mr. Uang. Melayani Tuhan adalah membawa Berita Sukacita kepada orang orang yang paling hina dan berani memperingatkan orang-orang kaya seperti yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Rasul Paulus pun melakukan hal yang serupa dengan Yesus. Ia memperingatkan Timotius untuk berani memperingatkan orang-orang kaya di dunia ini bahwa orang orang kaya bukanlah pewaris surga. Secara terbuka dikatakan oleh Yesus bahwa surga diwariskan kepada orang miskin atau orang yang paling hina. Inilah berita kebenaran dan keadilan Allah yang tak terjangkau oleh logika pemikiran manusia. Allah berpihak kepada orang orang tertindas, tidak berdaya.

Dari penjelasan ini, apa yang dapat kita pelajari? Pertama, arti kata "melayani Tuhan" tidak sama dengan kata "menolong" dimana subyek kata "menolong" adalah si pemberi dan obyeknya adalah si penerima. Contoh: donatur terhadap korban bencana. Sedangkan kata "melayani" adalah kebalikannya. Yang menjadi subyek adalah si penerima pelayanan dan yang menjadi obyek adalah si pemberi pelayanan. Contoh: budak/hamba dengan sang majikan. Kedua, yang sangat penting, adalah mengenali siapa majikan kita yang kita layani bukan yang kita beri bantuan atau yang kita tolong. Justru kitalah yang ditolong oleh Tuhan. 


Mari kita intropeksi saudara, siapakah majikan yang saudara layani? Apakah Organisasi Gereja (Sinode Gereja)? Apakah para donatur atau orang orang kaya (Mr.Uang)? Yang jelas Sang Majikan Agung kita Tuhan Yesus Kristus tidak berkantor di kedua tempat itu. Matius 25:31-46, misteri keberadaan Tuhan, Majikan Agung yang kita layani telah menyingkapkan dengan jelas di mana Ia berkantor di dunia ini. Ia berkantor di antara orang-orang yang paling hina, tertindas, dan tidak berdaya. Mengapa penulis berani memberikan statement seperti ini? Kelihatannya janggal agak irasional!  Bukankah ini statement gila melawan arus? 


Di tengah arus dunia yang menuju kebinasaan dan kehancuran memang dibutuhkan ketaatan total kepada Kristus Sang Majikan Agung yang kita layani. Perhatikanlah dari pembacaan Matius 25:31-46, di situ diperlihatkan teriakan penyesalan dari orang-orang Kristen yang notabene adalah orang-orang yang melayani Tuhan. Cobalah Anda cermati pertanyaan mereka atas kegagalan mereka menerima hidup kekal! Mereka bukan bertanya "kenapa", tetapi pertanyaan mereka adalah di mana Engkau Tuhan? Berarti selama mereka melayani, mereka belum pernah berjumpa dengan Kristus Majikan Agung, atau dengan kata lain, mereka salah alamat! Alkitab mengatakan bahwa ada jalan yang banyak orang mengira benar, tetapi ujungnya adalah kebinasaan.

Sekarang inilah waktunya kita melakukan transformasi atas kekeliruan dari pemahaman mengenai melayani Tuhan. Selamat mengabdi pada Sang Majikan Agung, Tuhan Yesus Kristus yang benar. Amin.-- 

By. Ev. Andereas Dermawan

3 komentar untuk "Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan"

  1. Bu Enggelina, rupanya ada kesalahan ketik pada judul : Melayani Tuhan atau Menonong Tuhan tetapi seharusnya Melayani Tuhan atau Menolong Tuhan? Dan ada penambahan pasal dari Lukas 6 sampai Lukas 7, tetapi untuk lebih lengkap saya rasa itu cukup baik. Tks.( Ev. Andereas Dermawan )

    BalasHapus
  2. Iya, tdk jeli hehehe trimakasih ya pak. Oya, masih blm jelas, apa ralatnya sudah benar adalah Luk 6:20-26?

    BalasHapus
  3. Sudah benar bu, terimakasih.

    BalasHapus