Murid Kristus atau Orang Kristen?
Matius 7--- 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 7:26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 7:27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya." 7:28 Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya, 7:29 sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.
Roma 3:28 Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
Mungkin Anda bertanya-tanya dalam hati, apakah yang ingin disampaikan dengan judul renungan di atas? Untuk membuat Anda tidak penasaran sebaiknya anda ajak orang lain, siapa saja! Anda bisa mengajak pendeta atau orang orang Kristen lainnya untuk sama-sama membaca dan mengritisi isi renungan ini. Kali ini penulis tergerak untuk menulis topik ini, karena penting sekali untuk diketahui semua orang dan sekalian meluruskan pemahaman yang keliru yang terjadi dewasa ini.
Mayoritas orang beragama khususnya orang orang yang menyebut diri mereka orang Kristen menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang beriman dan menjamin bahwa mereka telah diselamatkan masuk surga. Orang Kristen umumnya hanya berpegang pada satu ayat sakti mereka, yakni Yohanes 3:16, di mana dikatakan: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Apakah keselamatan surgawi yang dibawa oleh Kristus bisa didapat semudah itu? Hanya menyatakan percaya, lalu otomatis dijamin akan selamat? Tentu saja tidak demikian saudara! Alkitab berisikan ribuan ayat yang saling kait mengait membentuk suatu pengertian yang utuh. Satu ayat saja tidak dapat berdiri sendiri.
Konteks Yohanes 3:16 adalah sebuah dialog antara Tuhan Yesus dengan Nikodemus berisikan 21 ayat bukan ayat 16 saja. Dan, yang menjadi entri point dari pembicaraan itu ialah tentang syarat masuk surga atau keselamatan surgawi. Tuhan Yesus menekankan pada ayat 3 tentang pertobatan lahir baru. Nikodemus adalah pemimpin agama yang patuh pada aturan agama (tanda kutip adalah seorang Kristen yang taat pada aturan agama ).
Pada masa kini mayoritas orang Kristen mempunyai penafsiran yang keliru bahwa orang beriman identik dengan orang percaya menjadi stigma yang melekat pada waktu mereka diteguhkan sebagai pemeluk agama Kristen. Keyakinan ini tidak lepas dari pengajaran yang turun temurun diajarkan oleh para imam atau pemimpin agama dari agama yang dianutnya dalam hal ini agama Kristen.
Pada masa kini mayoritas orang Kristen mempunyai penafsiran yang keliru bahwa orang beriman identik dengan orang percaya menjadi stigma yang melekat pada waktu mereka diteguhkan sebagai pemeluk agama Kristen. Keyakinan ini tidak lepas dari pengajaran yang turun temurun diajarkan oleh para imam atau pemimpin agama dari agama yang dianutnya dalam hal ini agama Kristen.
Apakah kata "percaya" sama dengan kata "beriman"? Sama sekali tidak! Karena 2 kata tersebut berbeda maknanya. Dan sayangnya, sampai saat ini para rohaniwan, para pemimpin agama (para pendeta dan sebutan lainnya) tidak pernah menjelaskan arti perbedaan dari 2 kata ini sehingga sebagian besar orang Kristen dibiarkan dalam tidur yang berkepanjangan dan terlena dengan ajaran dongeng mereka, tanpa mendapatkan pemahaman yang benar tentang arti keselamatan surgawi yang hanya dapat diperoleh melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Padahal pemahaman tentang iman kepada Tuhan Yesus Kristus merupakan suatu informasi yang sangat dibutuhkan untuk meraih keselamatan surgawi.
Kata "menjadi percaya" dengan kata "menjadi beriman" adalah 2 kata yang berbeda. Untuk menjelaskan perbedaannya, mungkin terminologi dalam bahasa Inggris akan memudahkan kita untuk memahaminya. Terjemahan kata percaya dalam bahasa inggeris adalah to believe, sebab itu tidaklah mengherankan kalau orang Kristen disebut sebagai believer dalam bahasa Inggris dan "pemercaya" dalam bahasa Indonesia. Bukankah sinonim dari kata "agama" adala kata "kepercayaan" yang kata dasarnya adalah "percaya"?
Kata "menjadi percaya" dengan kata "menjadi beriman" adalah 2 kata yang berbeda. Untuk menjelaskan perbedaannya, mungkin terminologi dalam bahasa Inggris akan memudahkan kita untuk memahaminya. Terjemahan kata percaya dalam bahasa inggeris adalah to believe, sebab itu tidaklah mengherankan kalau orang Kristen disebut sebagai believer dalam bahasa Inggris dan "pemercaya" dalam bahasa Indonesia. Bukankah sinonim dari kata "agama" adala kata "kepercayaan" yang kata dasarnya adalah "percaya"?
Sekarang marilah kita pelajari apa arti kata "beriman" dan apa perbedaannya dengan arti kata "percaya"? Sebutan bagi orang beragama lazimnya disebut dengan kata "umat". Biasanya dilengkapi dengan agama yang dianutnya, misalnya: umat Kristen, umat Islam, umat Budha, dan umat agama lainnya. Jelas bahwa kata "umat" di sini berarti pengikut dari suatu ajaran atau ideologi yang dibawa oleh pemimpin tertinggi agama. Nah, di sinilah letak kekeliruan dari pemahaman orang orang Kristen zaman ini, mereka mengira Tuhan Yesus sama dengan agama lainnya. Mereka juga menilai Yesus juga datang sebagai pemimpin agama atau imam dan membawa agama baru. Sungguh kekeliruan besar pemahaman seperti ini! Sebab itu, perlu ditegaskan di sini bahwa Tuhan Yesus datang bukan sebagai pemimpin agama atau imam, tetapi Ia datang sebagai wujud dari iman bukan imam.
Kalau begitu apakah makna iman itu? Untuk itu baiklah kita mengingat apa yang dilakukan oleh Abraham pada waktu Ia diperintahkan Allah untuk mengorbankan anaknya Ishak sebagai domba sembelihan dan ia melakukan sesuai dengan apa yang diperintahkanoleh Allah, sehingga akhirnya Allah menggantikan seekor domba sebagai korban persembahan kepada Allah. Tindakan Abraham mengikuti perintah Allah diperhitungkan sebagai kebenaran walaupun Abraham sebelumnya dari kaum penyembah berhala. Apa yang dilakukan oleh Abraham adalah tindakan iman.
Kalau begitu apakah makna iman itu? Untuk itu baiklah kita mengingat apa yang dilakukan oleh Abraham pada waktu Ia diperintahkan Allah untuk mengorbankan anaknya Ishak sebagai domba sembelihan dan ia melakukan sesuai dengan apa yang diperintahkanoleh Allah, sehingga akhirnya Allah menggantikan seekor domba sebagai korban persembahan kepada Allah. Tindakan Abraham mengikuti perintah Allah diperhitungkan sebagai kebenaran walaupun Abraham sebelumnya dari kaum penyembah berhala. Apa yang dilakukan oleh Abraham adalah tindakan iman.
Apakah tindakan konkrit Abraham sehingga ia akhirnya disebut sebagai "bapa orang beriman"? Di situ Abraham tidak diminta untuk memercayai sesuatu! Cuma ada 2 kata kunci di sini, yaitu 1. Ketaatan 2. Pengorbanan. Implementasi dari kedua kata inilah yang dimaksud dengan iman. Tindakan Abraham di sini bukanlah memercayai sesuatu (to believe), tetapi mengikut atau menaati pengorbanan yang diperintahkan oleh Allah (to follow). Kata "murid" dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai kata follower berasal dari kata to follow bukan to believe. Sebab itu, sangat jelas dalam amanat atau perintah agung Tuhan Yesus pun dikatakan: "Jadikanlah sekalian bangsa itu murid-Ku" bukan jadikan sekalian bangsa umat beragama. Ini telah dibuktikan dan dimulai oleh Tuhan Yesus sendiri dengan memilih 12 orang murid. Dan, ke 12 murid inilah yang melanjutkan misi pekerjaan Tuhan Yesus di dunia ini, bukan para imam atau pemimpin agama.
Untuk lebih memperjelas perbedaan kata "percaya" dengan kata "iman", mungkin analogi berikut ini dapat membantu saudara untuk memahaminya. Kita ambil contoh Pertandingan Olahraga Sepak Bola. Rasul Paulus sendiri dalam berbagai tulisannya mengatakan bahwa hidup ini laksana sebuah pertandingan olahraga. Seperti kita ketahui bahwa dalam pertandingan ada 2 komunitas yang berada di gedung stadion olahraga yaitu komunitas penonton dan komunitas pemain. Namun, patut diingat bahwa yang berhak memperoleh pahala atau medali adalah komunitas pemain, bukan komunitas penonton. Domain menang-kalah juga ada di pundak para pemain atau pelaku, bukan para penonton. Tentunya anda juga mengetahui bahwa syarat untuk menjadi pemain juga berbeda dengan menjadi penonton. Dari segi motivasi dan risikonya juga berbeda. Bagi pemain ada risiko menang-kalah. Bagi penonton tidak ada risiko menang – kalah. Dari segi jumlah banyaknya orang maka komunitas penonton jauh lebih banyak, bisa berjuta-juta, sedangkan komunitas pemain berjumlah sedikit dan harus mengalami seleksi yang ketat.
Dari analogi di atas mudah-mudahan anda sudah bisa membedakan mana komunitas penonton dan mana komunitas pemain, dalam hal ini pemercaya (believer) atau murid Kristus (follower)? Mana yang pengikut iman dan mana yang pengikut imam.
Untuk lebih memperjelas perbedaan kata "percaya" dengan kata "iman", mungkin analogi berikut ini dapat membantu saudara untuk memahaminya. Kita ambil contoh Pertandingan Olahraga Sepak Bola. Rasul Paulus sendiri dalam berbagai tulisannya mengatakan bahwa hidup ini laksana sebuah pertandingan olahraga. Seperti kita ketahui bahwa dalam pertandingan ada 2 komunitas yang berada di gedung stadion olahraga yaitu komunitas penonton dan komunitas pemain. Namun, patut diingat bahwa yang berhak memperoleh pahala atau medali adalah komunitas pemain, bukan komunitas penonton. Domain menang-kalah juga ada di pundak para pemain atau pelaku, bukan para penonton. Tentunya anda juga mengetahui bahwa syarat untuk menjadi pemain juga berbeda dengan menjadi penonton. Dari segi motivasi dan risikonya juga berbeda. Bagi pemain ada risiko menang-kalah. Bagi penonton tidak ada risiko menang – kalah. Dari segi jumlah banyaknya orang maka komunitas penonton jauh lebih banyak, bisa berjuta-juta, sedangkan komunitas pemain berjumlah sedikit dan harus mengalami seleksi yang ketat.
Dari analogi di atas mudah-mudahan anda sudah bisa membedakan mana komunitas penonton dan mana komunitas pemain, dalam hal ini pemercaya (believer) atau murid Kristus (follower)? Mana yang pengikut iman dan mana yang pengikut imam.
Rasul Paulus dalam buku tulisannya mengatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman, bukan hasil usahamu…..dst. Jadi, jelas di sini bahwa iman tidaklah sama dengan percaya, karena keduanya mempunyai acuan yang berbeda. Yang satu pijakannya agama (kepercayaan) dan yang satu lagi Sang Iman (implementator pengorbanan). Tuhan Yesus mempertegas hal ini dengan mengatakan bahwa bukan orang yang berseru-seru Tuhan, Tuhan, yang akan selamat, tetapi keselamatan adalah bagi orang yang melakukan, mengikuti, mentaati apa yang diperintahkan Tuhan (Matius 7:21 -29 ).
Dari gedung stadion olah raga dalam analogi tadi, kira-kira komunitas mana yang dikatakan Tuhan Yesus sebagai orang yang berseru "Tuhan, Tuhan"? Bukankah itu mengacu pada komunitas penonton (pemercaya)? Bukankah Orang yang berteriak-teriak dalam pertandingan olah raga adalah komunitas penonton? Ada yang memuji, ada yang menghina. Sementara bagi komunitas pemain, mereka tidak bisa menonton dirinya sendiri. Mereka fokus untuk memenangkan pertandingan, untuk memperoleh pahala. Justru mereka adalah objek hinaan dan juga objek pujian!
Kiranya renungan ini sebagai sarana memeriksa diri di komunitas manakah kita berada saat ini, tentunya anda sendiri yang tahu! Apakah kita berada di komunitas penonton? Tuhan Yesus sendiri sudah memperingatkan kita tentang 2 komunitas yang berbeda yaitu komunitas kambing dan komunitas domba senada dengan analogi pertandingan olahraga yang disampaikan Rasul Paulus yaitu komunitas penonton atau komunitas pemain. Selamat memilih! ***
Dari gedung stadion olah raga dalam analogi tadi, kira-kira komunitas mana yang dikatakan Tuhan Yesus sebagai orang yang berseru "Tuhan, Tuhan"? Bukankah itu mengacu pada komunitas penonton (pemercaya)? Bukankah Orang yang berteriak-teriak dalam pertandingan olah raga adalah komunitas penonton? Ada yang memuji, ada yang menghina. Sementara bagi komunitas pemain, mereka tidak bisa menonton dirinya sendiri. Mereka fokus untuk memenangkan pertandingan, untuk memperoleh pahala. Justru mereka adalah objek hinaan dan juga objek pujian!
Kiranya renungan ini sebagai sarana memeriksa diri di komunitas manakah kita berada saat ini, tentunya anda sendiri yang tahu! Apakah kita berada di komunitas penonton? Tuhan Yesus sendiri sudah memperingatkan kita tentang 2 komunitas yang berbeda yaitu komunitas kambing dan komunitas domba senada dengan analogi pertandingan olahraga yang disampaikan Rasul Paulus yaitu komunitas penonton atau komunitas pemain. Selamat memilih! ***
By. Ev. Andereas Dermawan
Posting Komentar untuk "Murid Kristus atau Orang Kristen?"