Jadi Orang Benar atau Jadi Orang Baik?
I Yohanes 1 : 8 - 10 (8) Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. (10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Kalau Anda disuruh memilih, manakah yang Anda pilih menjadi orang benar atau menjadi orang baik? Atau anda memilih kedua-duanya? Apakah ada orang di dunia ini yang bisa memiliki 2 predikat sekaligus jadi orang benar dan juga jadi orang baik? Jangan-jangan untuk memahami pertanyaannya saja belum tentu kita mengerti. Untuk menjawab dengan benar tentunya kita harus memahami lebih dulu terminologi apa itu "orang benar" dan apa itu "orang baik".
Banyak orang sering salah kaprah menafsirkan apa itu "orang baik" bahkan dikiranya sama saja dengan "orang benar"! Sehingga pengertiannya menjadi rancu. Mungkin 2 ilustrasi berikut ini bisa membantu kita untuk memahami arti kata orang benar dan arti kata orang baik dan sekaligus melihat perbedaannya.
Banyak orang sering salah kaprah menafsirkan apa itu "orang baik" bahkan dikiranya sama saja dengan "orang benar"! Sehingga pengertiannya menjadi rancu. Mungkin 2 ilustrasi berikut ini bisa membantu kita untuk memahami arti kata orang benar dan arti kata orang baik dan sekaligus melihat perbedaannya.
lustrasi pertama:
Seorang pegawai pajak, sebut saja namanya Gatam, dewasa ini menjadi pusat pemberitaan di media massa di negara kita. Secara penampilan cukup rapi dan sopan. Jauh dari kesan sebagai pelaku kriminal. Dengan kekayaan hasil korupsinya ia malah menjadi sinterklas. Bagi-bagi duit ke sana ke mari. Bagi yang menerima pemberiannya tentunya Gatam akan dijuluki sang malaikat atau orang baik. Bahkan, Gatam aktif dalam kegiatan sosial dan kegiatan keagamaan dengan memberikan sumbangan kepada kaum fakir miskin.Bukankah secara penampilan luar orang akan serta merta mengatakan bahwa Gatam adalah orang baik? Apalagi di mata keluarganya, koleganya, dan orang-orang terdekatnya yang sudah menikmati pemberiannya.Orang kerapkali memberi batasan yang sempit tentang arti orang baik. Mereka melihat selama seseorang suka menolong dan suka membantu maka akan langsung dipuji sebagai orang baik. Dan, memang mudah menjadi orang baik, bahkan seorang pembunuh atau perampok dalam sekejap bisa saja menjadi orang baik, setidaknya kepada isteri, anak, dan sanak familinya.
Ilustrasi kedua:
Seorang maling ayam, sebut saja namanya Udin. Suatu hari ia ketahuan massa dan dihakimi sehingga babak belur. Sesudah itu udin dengan luka parah tanpa didampingi pengacara dibawa kekantor polisi. Singkat cerita ia dijebloskan kedalam penjara.Nah, dari ilustrasi Udin ini, adakah orang yang menjuluki Udin adalah orang baik? Orang akan menjulukinya orang jahat bukan? Bagaimana dengan Gatam? Ia mencuri bermiliar-miliar, orang berebut untuk membelanya, termasuk pengacara kondang di ibukota, tetapi perlakuan terhadap dia jauh berbeda bukan?
Dari 2 ilustrasi yang diuraikan di atas mudah-mudahan Anda sekilas sudah bisa membedakan mana yang orang baik dan mana yang orang benar. Sadarkah kita bahwa semua orang sudah berbuat dosa? Maka, tidak ada orang baik di dunia ini. Kalau ada orang menyatakan dirinya baik maka ia telah berdusta dan kebenaran tidak ada pada orang itu.
Dari 2 orang yang ada dalam ilustrasi itu, kira-kira siapa yang dinyatakan sebagai orang benar di hadapan Tuhan: Gatam atau Udin? Kalau dilihat dari segi perbuatannya, tentu kita akan mengatakan bahwa kedua-duanya adalah orang jahat. Sama-sama pencuri/perampok/koruptor. Cuma beda jumlah nilai yang dirampok. Lalu, apa bedanya?
Ternyata Tuhan menyatakan bahwa Udinlah yang dinyatakan sebagai orang benar. Tentu Anda akan protes. Loh, mengapa bisa begitu? Udin telah menerima hukuman. Ia jujur telah maling ayam dan tak ada pembela yang memutar balikan fakta untuk membelanya. Ia pasrah menerima hukumannya. Bagaimana dengan Gatam? Dengan menyewa pengacara handal berusaha menghindarkan hukuman dengan memutar-balikan fakta. Sebaliknya, Udin orang yang lemah dan hina. Ia hanya mohon belas kasihan Tuhan.
Artikel ini mengingatkan kita sekali lagi bahwa semua orang telah berdosa, perhatikan kata "telah", bukan belum atau akan berdosa, dan kalau kita mau jujur kita juga seharusnya menerima hukuman yang setimpal seperti Udin dalam ilustrasi tadi. Tak seorangpun yang dapat membela/menyelamatkan diri dari hukuman Tuhan meski menyewa pembela-pembela yang handal sekalipun. Uang, prestasi, kebaikan, tidak bisa membeli keselamatan. Hanya oleh kejujuran kitalah belas kasihan akan dinyatakan kepada kita.
Mungkin anda akan bertanya apakah terminologi "orang benar" menurut penilaian Tuhan? Apakah sama dengan penilaian manusia? Tentu saja berbeda! Manusia umumnya mengukur benar salahnya didasarkan pada perbuatan/tingkah laku seseorang. Itulah sebabnya orang sering ber-kamuflase (berpura-pura) baik untuk menutupi ketidak benarannya. Akan tetapi, penilaian Tuhan bukan didasarkan pada perbuatan/tingkah laku seseorang, tetapi didasarkan pada keadaan seseorang. Bukankah keadaan seseorang mencerminkan fakta apa adanya orang tersebut?
Bagaimana keadaan manusia sesungguhnya di hadapan Tuhan? Alkitab mengatakan tidak ada seorangpun yang benar. Kalau ada seseorang berani mengatakan dirinya seorang yang benar ia adalah seorang pendusta. Seorang pendusta adalah seorang yang tidak jujur akan keadaan dirinya. Perbuatan bisa menipu (kamuflase) tapi keadaan/fakta tidak bisa berdusta, keadaan berbicara apa adanya. Ibarat seseorang menderita sakit kanker yang mematikan merupakan gambaran keadaan manusia setelah manusia berdosa. Sebab itu, Yesus datang sebagai Sang Kebenaran untuk membenarkan keadaan manusia yang tidak benar. Sebab itu, kedatangan Tuhan Yesus bukan mencari orang benar (orang-orang yang mengaku dirinya orang benar/pendusta) tetapi Ia datang mencari orang sesat (orang-orang yang jujur terhadap keadaan dirinya).
Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa di dunia ini tidak ada orang baik. Yang ada adalah orang yang jujur dan orang yang tidak jujur mengakui keadaannya di hadapan Allah. Kebenaran diperoleh oleh orang-orang yang menyadari keadaan dirinya miskin, tidak berdaya, dan memohon belas kasihan Allah, laksana seorang yang menyadari dirinya sakit kanker yang mematikan membutuhkan dokter penyembuhnya.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak jujur akan keadaan dirinya tetap hidup dalam hukuman dosa yang mematikan. Sebab itu, semua orang, siapa pun, dia harus sadar bahwa kita butuh Kristus sebagai Penyelamat dan Pembenar kita. Marilah kita menjadi orang-orang yang jujur dihadapan Allah, orang yang sudah dibenarkan, penerima belas kasihan Allah.***
By. Ev. Andereas Dermawan
Posting Komentar untuk "Jadi Orang Benar atau Jadi Orang Baik?"