Berita Sukacita Vs Berita Dukacita
Lukas 6:20-26 - 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. 6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Berita sukacita dimulai dengan kelahiran Manusia Baru (Adam II), yang juga dilahirkan tanpa benih laki-laki yaitu lahir oleh benih Roh Kudus, sama halnya dengan manusia pertama, Adam I, yang tidak dilahirkan oleh benih laki-laki tetapi dibentuk dan dihembuskan oleh nafas Allah sendiri.
Kedatangan Manusia Baru (Adam II) bernama Yesus bukanlah bertugas sebagai Pemimpin Agama (Imam) tetapi seperti yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang melukiskan Dia sebagai Hamba Allah yang taat sampai mati, Tuhan Yesus Kristus datang bukan dengan misi Agama, tetapi Ia datang dengan mengemban misi Injil/Keselamatan. Ia datang bukan untuk mendirikan hirarki keagamaan, tetapi Ia datang untuk mengimplementasikan seluruh hukum torat secara faktual yang sejak dulu kala telah diimplementasikan secara spiritual (ritual).
Lalu, apa relevansinya paparan di atas dengan Berita Sukacita atau Berita Anugerah ini? Berita sukacitanya adalah kepada orang-orang yang dipilih-Nya sejak semula, orang-orang inilah yang akan dibenarkan-Nya. Mereka dibenarkan bukan karena mereka orang baik, tetapi mereka dibenarkan justru karena mereka mengaku/menyadari bahwa mereka bukanlah orang baik dan mereka sadar bahwa mereka layak untuk dihukum, menjadi hina atau miskin/tidak berdaya dan membutuhkan belas kasihan.
Lalu, siapakah penerima Berita Dukacita?
By. Ev. Andereas Dermawan
Tuhan Yesus datang dengan misi yang sama sekali berbeda dengan para pemimpin agama itu. Ia datang bukan untuk membawa Agama. Ia adalah Tuhan dari semua agama-agama yang ada. Ia adalah Tuhan untuk semua orang, baik orang beragama atau pun tidak beragama (kafir). Ia adalah pencipta semua orang/semua bangsa. Ia datang dengan jalan lain yang secara tegas menyatakan bahwa Ialah Jalan Kebenaran dan Hidup. Jadi, Ia datang bukan dengan jalan agama tetapi dengan jalan kebenaran.
Tentu saja ada perbedaan yang menyolok antara Tuhan Yesus dengan para pemimpin Agama, baik dari sisi misi maupun pekerjaan-Nya. Ia tidak mendirikan hirarki. Tuhan Yesus konsisten dengan misi-Nya sebagai Hamba Allah. Pada waktu memulai tugas-Nya Ia hanya memilih 12 murid secara bertahap, dimulai dari 2 orang murid, yakni Petrus dan Andreas, kemudian akhirnya genap menjadi 12 orang. Ke-12 orang murid inilah pelanjut dari misi yang sudah dirintis lebih dulu oleh Yesus.
Patut diingat bahwa Tuhan Yesus tidak mempercayakan misi Injil ini pada para imam atau pemimpin agama/Farisi. Namun, ada satu orang Farisi bernama Saulus (Paulus) yang kemudian berjumpa dengan Tuhan Yesus secara langsung di kota Damsyik. Saulus atau Paulus bertobat bukan oleh pemberitaan agama, tapi Paulus berjumpa langsung dengan Sang Injil Kebenaran itu, yakni Tuhan Yesus Kristus. Saulus yang semula sebagai pemberita Agama yang fanatik berubah 180 derajat dari Hamba Torat menjadi Hamba Injil (Hamba Kristus). Sebab itu, sebutan bagi para pengikut Kristus bukanlah imam melainkan dengan sebutan rasul yang berarti hamba.
Seperti seorang yang divonis oleh dokter memiliki penyakit yang kritis yang tidak bisa disembuhkan dan hanya bisa disembuhkan oleh seorang dokter spesialis, maka Tuhan Yesus menganalogikan diri-Nya sebagai Dokter spesialis itu. Dan, bagi orang yang menyadari dosanya sebagai suatu penyakit yang kritis pastilah mereka memerlukan belas kasihan dari Sang Dokter Spesialis itu. Tuhan Yesus tidak datang bagi orang yang mengaku dirinya sehat atau orang baik-bai atau orang-orang religius, sama sekali bukan! Tuhan Yesus datang kepada orang-orang yang jujur terhadap keadaan dirinya, apapun agamanya, sukunya, dan kebangsaannya. Merekalah yang dibenarkan/dikuduskan dan terpilih menjadi orang-orang kudus.
Siapakah orang-orang pilihan-Nya? Apakah orang-orang Kaya? Apakah orang-orang pintar? Apakah para pemimpin/penguasa? Kalau ini dasarnya tentu hal ini bukanlah berita sukacita lagi namanya! Bila memakai ukuran dunia, tentu dasar seperti ini yang dipilih. Dunia memilih seseorang berdasarkan perbuatan baik, hasil karya, prestasi, jasa, kepintaran. Maka, janganlah kaget kalau hal itu semua dapat dibeli dengan uang. Nah, disinilah letak perbedaannya antara Berita Sukacita Injil yang dibawa Yesus dengan berita sukacita yang diberikan dunia ini. Lalu, siapakah penerima Berita Sukacita Injil? Jawabnya ialah orang miskin tidak berdaya. Merekalah pewaris surga.
Jawabnya ialah orang kaya dan orang miskin yang kepingin kaya.***
Posting Komentar untuk "Berita Sukacita Vs Berita Dukacita"